***
Sebenarnya ada banyak pertanyaan di benak Sohyun. Belakangan ini lebih dari satu pertanyaan yang membuatnya termenung memperhatikan sebuah kotak berisi cokelat.
"Nona membeli cokelat?" ujar Junseo melihat betapa bingungnya Sohyun. Bukan di ruang tamu, melainkan di dapur. Sohyun sengaja berdiam termenung di dapur.
"Menurutmu ketika kamu mengirimkan sekotak cokelat kepada orang yang sangat menyukai cokelat tersebut, apakah itu hal biasa?"
Junseo terdiam sejenak, kemudian dia tersenyum seraya berkata, "ya, hal biasa."
"Tapi si pengirim mengirimkannya secara misterius tepat di hari ulang tahun si penerima."
"Itu termasuk istimewa," jawab Junseo.
"Maksud nona, cokelat itu untuk Jung-" tebak Junseo langsung mendapatkan serangan pertama dari Sohyun. Dia berisyarat agar tidak mengatakannya keras-keras.
"Pelankan suaramu." Sohyun menghela, "aku tidak mau memikirkan siapa si pengirim itu. Sudah beberapa tahun cokelat ini selalu datang di hari ulang tahun Jungkook, tidak ada ucapan, tidak tertulis si penerima, lalu aku pun sudah tidak peduli, itu hanya cokelat."
Junseo mengangguk pelan, tanda mengerti.
"Baiklah, kalau begitu cokelat ini untuk bibi Junseo saja, aku ada jadwal pemeriksaan di rumah sakit."
"Sendirian saja?" tanya Junseo tahu jika kemanapun Sohyun pergi, suaminya pasti ikut mengekori.
"Syukurlah, dia sedang sibuk belakangan ini."
Huh, betapa bahagianya Sohyun setelah bebas dari bidik Tae yang terus membuatnya tidak nyaman. Sekarang dia bisa menyetir sendiri tanpa harus menahan rasa kesal. Bahagianya.
"Kalau begitu aku pergi," pamit Sohyun tersenyum riang meninggalkan dapur.
***
"Bagaimana kabar pengantin baru?" ledek Seokjin setelah Sohyun duduk tenang di tempat berbaring khusus pasien untuk menjalankan terapi.
"Tidak ada yang istimewa," desisnya menjawab ketus.
Tentu Seokjin hanya bisa tersenyum. Dia pria yang sangat ramah dan hangat, bahkan meski Sohyun datang bukan untuk menjadi partner kerja melainkan pasien, dia tetap membuat nyaman orang lain.
"Baiklah, pengantin baru yang kehidupannya tidak istimewa, apa ada perkembangan?"
"Tidak ada"
"Apa maksudmu Sohyun-ssi? Kita sudah menjalankan terapi hipnosis dari tahun lalu, tapi masih belum ada perkembangan?" Seokjin berjalan menuju lemari sembari menghela berat.
Seokjin mendapatkan mandat agar menjaga kesehatan putri satu-satunya keluarga Sunwoo. Tapi dengan sangat menyesal, Seokjin tidak bisa membocorkan keadaan Sohyun kepada keluarga besarnya. Termasuk hipnoterapi yang sudah lama dilakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Crazy Rich Korean ✔
FanfictionKetika dua insan manusia berlatarkan keluarga terkaya di Korea harus menghadapi masalah perjodohan, yang mengharuskan keduanya saling mengikhlaskan pasangan satu sama lain. Si pria adalah pemegang saham terbesar di perusahaan ternama di Korea, dan s...