Part 24 : Love

773 138 28
                                    

Don't forget, follow parqhellis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don't forget, follow parqhellis

***

Sohyun membuka matanya dengan pelan di pagi hari. Cahaya matahari masih terasa sangat lembut dan nyaman untuk dirasakan. Entah kenapa Sohyun ingat semalam kepalanya sangat pusing, dan kini masih terasa sakit. Dengan gontai Sohyun berjalan pergi keluar kamar menuju dapur, dia terserang dahaga yang sangat hebat.

Di dapur sudah ada Junseo, wanita paruh baya itu terlihat terkejut melihat penampakan Sohyun yang berjalan sendirian menuruni tangga.

"Nona, nona baik-baik saja?" Junseo menghampiri lalu menggenggam erat kedua tangan Sohyun. Yang merasa dikhawatirkan hanya bisa mengerjap heran, ada apa dengan ekspresi yang sangat berlebihan itu.

"Kenapa bi? Aku baik-baik saja, bahkan aku baru bangun tidur," tutur Sohyun masih heran.

"Kemarin nona pulang ke rumah dengan keadaan tidak sadarkan diri."

Tentu penjelasan Junseo membuat Sohyun terdiam. Kemarin dia melakukan terapi hipnosis di rumah sakit, entah kenapa dia tidak mengingat kejadian setelah menjalani terapi tersebut. Yang dia ingat hanya sebagian dari akhir terapi, dia bermimpi seseorang ah bukan Jungkook menggendong dia selayaknya tuan putri.

"Lalu siapa yang membawaku pulang ke rumah?"

"Tentu saja Tuan Kim, kalau bukan dia siapa lagi? Bahkan wajahnya terlihat sangat cemas. Semalam nona terus-terusan mengeluhkan rasa sakit di kepala, Tuan Kim terpaksa berjaga semalaman penuh."

Apakah hipnoterapi yang telah dia jalani mengalami akhir yang tidak baik? Seharusnya dia mendengarkan perkataan Seokjin waktu itu, agar tidak terlalu berlebihan. Memaksakan otak untuk mengingat bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan.

"Jika aku tidak mengingat masa kecilku apakah itu hal yang wajar?"

Junseo menatap Sohyun dengan tatapan pilu. Dia sudah tahu betul rasa sakit yang Sohyun rasakan, bekerja sangat lama di candece menjadikan kehidupan di rumah itu seperti halnya makanan sehari-hari. Dulu poros candece adalah minat bagi mereka yang ingin mengetahui banyak tentang kehidupan keluarga berpengaruh di Korea. Namun, dengan kehidupan yang sangat tertutup dari khalayak orang-orang di luar sana. Sohyun kecil tumbuh menjadi gadis yang kuat.

"Itu adalah hal yang wajar, beberapa ingatan takkan bisa di ingat, karena kapasitas ingatan seseorang tentu ada batasnya."

"Entahlah, aku merasa cemas."

Junseo mengambil segelas air putih agar Sohyun segera meminumnya. "Minumlah, pasti sangat lelah setelah bangun tidur."

Kecemasan Sohyun sangat bisa dirasakan bagi sebagian orang yang telah mengenalnya. Gadis bersurai hitam lurus nan indah, bagaimana bisa dia tumbuh tanpa mengetahui apapun tentang indahnya bermain sewaktu kecil dulu.

Two Crazy Rich Korean ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang