Part 4 : Fiancé

909 210 20
                                    

Before you go - Lewis Capaldi

Sohyun berjalan dengan santainya masuk ke sebuah gedung besar nan tinggi berwarna putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sohyun berjalan dengan santainya masuk ke sebuah gedung besar nan tinggi berwarna putih. Semua orang yang melihat kedatangannya turut membungkuk hormat dengan sebuah kata penyambutan. Tak lupa juga sebuket bunga gladioli yang baru saja dibelinya dia genggam erat, sangat erat.

"Selamat siang nona, " sambut seorang perawat cantik menyunggingkan senyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat siang nona, " sambut seorang perawat cantik menyunggingkan senyum. Perawat tersebut memberikan sebuah kertas bertabel banyak dengan deretan warna merah, biru dan kuning. Sebuah catatan analisis perkembangan kesehatan seseorang.

"Selamat siang juga Yoojung, semoga harimu menyenangkan, " tukas Sohyun pergi dengan catatan tersebut.

Langkahnya yang anggun membawa dia ke sebuah lantai teratas gedung. Di sepanjang jalan dia bertemu dengan orang-orang, seberusaha mungkin Sohyun tersenyum.

Tapi setelah kakinya menginjak lantai di koridor 12. Senyum itu seketika menghilang, tubuh yang terbiasa tegak kini melemas. Hati dan badannya terasa sesak seketika.

"Kau harus kuat Sohyun. Kenapa setiap datang ke tempat ini terasa begitu berat. Kau harus kuat di depannya," ucapnya lirih sambil tersenyum sedih. "Jangan terlihat lemah dan sedih."

Sohyun menghirup udara dalam-dalam, kemudian dengan pelan ia keluarkan. Terasa lebih ringan daripada tadi.

Ya setiap hari Sohyun harus menerima kenyataan pahit, kenapa dia ingin berjuang dan tidak ingin menyerah. Itu karena prinsip dasar dalam hidupnya, dia tidak mungkin meninggalkan seseorang yang dengan berusaha melindungi Sohyun untuk tetap hidup di dunia yang begitu menyedihkan ini.

Seseorang itu bisa kapan saja meninggalkan Sohyun sendirian.

Dengan getir Sohyun mengulum senyum. Tubuhnya tegak nan anggun seketika, sebisa mungkin sikapnya netral seakan merasa baik-baik saja.

Perlahan tangan kanannya mengambil sebuah card in dari dalam saku, kemudian dia gunakan sebagai kunci masuk ruangan. Sebuah ruangan dimana di bangun istimewa, jauh dari jangkauan orang-orang, terletak di sisi gedung utama, dan hanya pengunjung tertentu saja yang mendapatkan akses masuk, seperti Sohyun sekarang. Ruangan tersebut teramat istimewa.

Two Crazy Rich Korean ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang