Part 38 ; Through

735 131 66
                                    

Follow parqhellis nggih, keasikan baca nanti ga tahu aku bikin fanfiction taeso lagi, kn sangat disayangkan :'))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow parqhellis nggih, keasikan baca nanti ga tahu aku bikin fanfiction taeso lagi, kn sangat disayangkan :'))

***

1 tahun kemudian..

Sayang, maafkan ibu. Jika memang pilihan ibu menyakiti perasaanmu, maafkan. Kamu tahu? Ibu berharap bisa merayakan ulang tahunmu yang ke-17, tapi sepertinya mustahil. Biarkan separuh hidup Ibu berada di orang yang tepat. Seseorang seumurannya banyak hal yang harus dilalui, eomma sangat menyayangi kalian berdua. Ibu harap, kamu tidak menyalahkan siapapun, Ibu yang salah.

Sebegitu besarkah cinta seorang Hwan Eunhee kepada anak yang sudah ia rawat selayaknya anak sendiri, kepergian Karina membuat Eunhee menderita.

Tae meletakan surat tersebut di atas pemakaman dengan rumput hijau dengan nisan bertuliskan 'Telah terbaring dengan damai, Hwan Eunhee'. Selama ini ibunya tidur di sebuah wilayah yang tak jauh dari kediaman, candece. Rumah baru milik Ibunya itu sangat terawat, bahkan Tae tak lupa meletakan bunga mawar beserta surat yang dia bawa.

'Eomma tidak perlu khawatir, aku baik-baik saja' batin Tae tampak merenung melihat ke nisan. Kini sudah masuk musim dingin, Tae juga tak lupa memakai syal yang telah ibunya rajut. Syal tersebut bagai kenangan terakhir sang ibu.

Kini Tae sudah tidak memikirkan akan kemana dia mencari orang yang selalu menyayanginya.

Langkah kaki Tae bergerak menuruni bukit pemakaman, dia membenamkan dagunya ke dalam syal yang begitu hangat, kedua tangan itu dimasukkan ke dalam saku jas.

Langkah tersebut berhenti di sebuah gereja yang tak jauh dari keberadaan pemakaman. Dari luar suasana gereja tampak hening, tapi tidak ketika Tae memilih masuk dan menghadiri sebuah kondisi duka. Menyerbak tangisan orang yang dikenalnya, serta deretan bunga lily mulai menumpuk, yang lainnya tampak duduk di bangku panjang dengan pandangan pilu, sedih, bahkan menyayat hati.

Beberapa orang sudah memberikan pidato pilu serta menyayangkan kepergian. Saat itu Tae mendudukan diri di samping seorang wanita yang sudah menjadi ibu kedua baginya, Jiwon. Dan orang yang sedang menangis di podium adalah Sunwoo.

Sebenarnya Tae ingin menangis, tapi rasanya air mata miliknya sudah hampir habis. Dia hanya terdiam terpaku melihat figure yang diletakan di atas peti, begitu disayangkan.

Sunwoo kembali ke tempat duduknya, giliran Tae yang harus berdiri maju ke depan untuk memberikan penghormatan. Tae memilih berjalan menuju peti, mengambil bunga lalu meletakan bunga tersebut di atasnya. Dia juga menunduk untuk merapalkan mendoakan kematian kakek Kim Sohyun, hal-abeoji. Seorang pendiri sekaligus pembesar nama Sunwoo Group.

Two Crazy Rich Korean ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang