Part 9 : Fine

767 154 28
                                    

Sebelum baca follow dulu yuk, biar bisa nikmatin dan tahu kalau aku up the next story  of Taeso~

***

"Pak Presdir meminta anda untuk datang ke ruangannya."

Dan inilah alasan kenapa Kim Tae Hyung berdiri di tengah tengah ruangan besar berdesain elegan dengan rak buku menjulang tinggi.

Sementara di sudut lain, berdiri seseorang menghadap ke luar jendela. Dan ya, dia adalah pemilik King's Group, sebuah perusahaan terkenamaan di bidang jasa.

Dia masih enggan menghadap ke arah putra satu-satunya itu. Ia terlalu marah untuk memahami keadaan.

"Apa kebebasan tidak cukup untukmu, Taehyung?" tanya Jeong-in mengawali pembicaraan.

Dan Tae tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Jeong-in, justru kini matanya terfokuskan ke meja keagungan milik sang Ayah, disana terjejer rapih foto dirinya dan Karina. Bukan hanya itu, bahkan di foto tersebut terlihat Sohyun makan malam bersama orang lain.

"Semenjijikan itukah Ayah melakukan semuanya agar Sohyun menjadi menantu keluarga ini?" bukannya menjawab, Tae justru berbalik tanya. Sontak saja pertanyaan tersebut langsung di respon tajam oleh Jeong-in.

"Beraninya kau berbicara selancang itu kepadaku."

"Lalu apa yang Ayah inginkan? Menjadi terbaik dari semuanya? Ayah tahu dari awal aku benci keluarga itu," sergap Tae dengan nada dingin nan menusuk.

Lelaki itu menghela sejenak, kemudian kembali berbicara, "Ayah bisa saja menjodohkanku dengan siapapun, ah bahkan seorang gadis yang memiliki segalanya. Tapi, kenapa harus dia?"

"Jangan selancang itu Tae! Dia tunanganmu!"

"Aku tidak peduli."

Jeong-in mengeratkan kedua tangannya ke belakang. Padahal dulu Taehyung kecil adalah pribadi yang sangat cerdas, pintar memahami keadaan, penurut dan senang bercerita. Kini Jeong-in merasa anaknya sudah benar-benar tumbuh tanpa pengawasan.

"Kali ini aku bisa memahami keadaan Ayah, tapi jangan berharap lebih aku bisa mencintai gadis itu," cibir Taehyung, membuat Jeong-in terdiam dalam genangan amarahnya.

Pria berumur hampir setengah abad itu mengerjap sejenak, lalu membiarkan dirinya terduduk di kursi kerja. Dimana dia bisa mengambil kesimpulan dari semua masalah, meski kesimpulan tersebut tidak berlaku sama sekali untuk anaknya.

"Bagaimanapun caranya kau harus mencintai calon tunanganmu, " usul Jeong-in.

Tae ingin sekali mentertawakan keputusan itu, keputusan yang berbanding terbaik dengan apa yang diinginkannya. Mencintai Kim Sohyun? Yang benar saja, melihat wajahnya dari hari ke hari semakin membuat hidup Tae rumit.

Tetapi, alasan Tae enggan bersama Sohyun lebih besar dari yang dikira. Rasa sakit di masa lalu tidak bisa ia hilangkan, bahkan rasa sedih karena penyesalan selalu mengahantuinya setiap malam. Dia tidak ingin sesuatu yang buruk akan terjadi akibat Tae sangking bencinya dengan Sohyun.

Two Crazy Rich Korean ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang