"ingat.
kamu punya kontaknya,
tapi tidal hatinya."Rumah caca
"mah, mamah ada hubungan apasih sama bunda rike?" Tanya caca
"maafin mamah ya, mamah selalu merusak kebahagiaan kamu" jawab ida
"gapapa mah, jawab pertanyaan ca dulu. Mamah ada hubungan apa sama bunda rike?" Tanya caca
"jadi gini ca"
FLASSBACK ON
Bunda rike sama mamah ida itu sahabat dari usia SMA, dan ketika mereka sudah berkeluarga, mamah ida hamil sebelum bunda rike, ketika ardi berumur satu tahun. Bunda rike tepat ingin melahirkan anak pertamanya itu. Bunda rike melahirkan dengan dokternya adalah mamah ida, jadi waktu dulu itu mamah ida adalah seorang bidan bersalin.
Ketika usai melahirkan, ternyata bayinya tidak selamat seperti yang di harapkan oleh bunda rike. Bunda rike sangat amat kesal, ia sedih hingga memutuskan untuk melupakan sahabatnya itu, karena emosi semata.
Hingga sampai detik ini, bunda rike masih saja dendam ke mamah ida, mamah ida sudah meminta maaf berkali kali. Bahkan sampai bersujud di kaki bunda rike, tapi nihil bunda rike tidak luluh dengan mamah ida.
Dan saat itu juga mamah ida memutuskan untuk berhenti menjadi bidan bersalin. Karena takut mengulang kejadian itu.
FLASSBACK OFF
"A-apa mah? Mamah dulu sahabatan sama bunda rike?" Tanya caca shock
Ida pun mengangguk.
"kenapa mamah gapernah bilang kalo mamah dulu bidan bersalin?" Tanya caca
"karena dulu hubungan kita ga semulus seperti ini nak" jawab ida
"maafin mamah ya, selalu ngancurin kebahagiaan kamu" ucap ida sedih
"mah, mamah gausah sedih. Mungkin ini takdir ca, ca gapapa kok" jawab caca lalu memeluk sang ibu.
"makasih ya" ucap ida
"iya mah sama sama, ngomong ngomong eca mana?" Tanya caca
"tadi si lagi main sama ayahnya" jawab ida
"dimana?" Tanya caca
"di kamarnya mungkin" jawab ida
"
caca ke eca dulu ya" ucap caca
"yaudah" jawab ida
'toktoktok'
Caca mengetuk pintu kamar ardi"masuk aja ga di kunci kok" ucap ardi dari dalam kamar
"eca" ucap caca lalu menggendong eca
"eca, main di taman belakang yuk" ucap caca
"yu" jawab eca senang
"bolehkan bang?" Tanya caca ke ardi
"boleh lah" jawab ardi
Caca pun langsung ke taman belakang rumahnya.
"ma" panggil eca
"hm? Iya sayang" jawab caca
"pa ana?" Tanya eca dipelukan caca
"emm p-pa?" Tanya caca balik
Eca pun mengangguk dan mengatakan "pa" mendengar itu caca menghela nafas nya gausar, ia bingung harus jawab apa.
"pa em pa, pa di rumahnya" jawab caca selembut mungkin agar eca percaya dengannya.
"ca ngen pa,ma" bisanya kata kata yang keluar dari mulut anak kecil itu pasti tidak pernah bohong kan?
'ma juga kangen pa ca, ck apasih ga' batin caca
"eca jangan mikirin pa terus ya, mendingan eca temenin ma bobo, mau?" Tanya caca, eca menjawab hanya dengan anggukan.
mereka berdua pun langsung ke kamar caca dan tidur.
Di rumah alefran
"siang bund" ucap alefran
"siang le" jawab bunda
"ayah mana bund?" Tanya alefran
"udah berangkat tadi jam enam, sekarang kamu liat udah jam berapa" jawab bunda
"jam satu siang bund hehe" ucap alefran sambil cengegesan.
"mentang mentang libur sekolah bangunnya siang kamu ya" ucap bunda sambil menjewer telinga alefran
"adududuh bund ampun bund, aduuuh bund sakit. Bund lepas bund nanti kuping ale lepas gimana" ucap alefran kesakitan
"bunda jadiin kue" jawab bunda
"astaghfirullahaladzim, bunda kira kuping gajah yang bisa di jadiin kue" ucap alefran
"gapapa jadi kuping manusia, bukan kuping gajah" jawab bunda
"innalillahi sejak kapan bunda gua jadi psychopath kayak gini?" Gumam alefran
"bund, eca mana" sepertinya alefran lupa kalau eca sekarang tinggal di rumah caca.
"kamu lupa atau pura pura lupa sih?" Tanya bunda
"loh emang kenapa" jawab alefran
"kan eca tinggal di rumah caca" ucap bunda dengan penuh penekanan
"duh kenapa gua pikun gini sih" gumam alefran
"bund jelasin dong bund, kenapa bunda kemarin marah banget ke tente ida?" Tanya alefran
"kamu siap menerima kosekuensi nya?" Tanya bunda
"siap insyaallah" jawab alefran
"jadi gini" bunda pun menceritaka se detail mungkin ke alefran agar alefran mengerti isi ceritanya.
"apa bund?! Jadi sebenernya ale punya kaka?" Tanya alefran shock
Bunda rike mengangguk
"kenapa bunda ga bilang sih?" Tanya alefran
"karena bunda ga mau kamu sedih" jawab bunda
"se engga nya ale tau kalo ale punya kaka itu dari ale masih kecil bund. Kenapa sekarang bunda baru bilang?" Tanya alegtan yang sepertinya mulai sedikit kesal.
"maaf le, ini semua salah ida le! Dia yang udah buat kaka kamu meninggal le! Bunda ga terima" jawab bunda lalu menangis di pelukan putranya.
"udah bund, mungkin ini semua udah takdir! Bukan salah siapa siapa. Disini gaaada yang salah bund" ucap alefran menenangkan bundanya.
"ga le! Ini salah ida! Andai bidan bersalinnya bukan ida, mungkin kaka kamu selamat le!" Tangisan bunda semakin menjadi jadi
"udah udah bund, mending bunda istirahat ya" alefran pun membawa bundanya ke kamat dan membaringkan tubuhnya di kasur. Lalu mengusap ngusap kepala sang bunda agar lebih tenang.
Sesudah bunda terlelap alefran pun keluar dari kamar dan pergi ke kamarnya.
"ca gua kangen sama lu, sama eca juga" gumam alefran, melamun memikirkan caca dan eca.
"tapi gua juga ga mau buat bunda kecewa" ucap alefran dan tertidur pulas.
Padahal ia baru bangun tidur, dan sekarang ia sudah mau tidur lagi. Dasar alefran
TBC
SARAN DAN KRITIKNYA
MAAF PARTNYA PENDEK
ATAU MUNGKIN GA NYAMBUNG
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
SEE YOU
KAMU SEDANG MEMBACA
ICE GIRL
Romance[TAMAT] "Minta nomor lo" Dengan berani Alefran meminta nomor perempuan itu, dengan menyodorkan ponselnya ke depan wajah perempuan yang bernama caca itu. Caca hanya menatap Alefran datar, dan lanjut membaca buku yang ada di tangannya dengan earphone...