Singkat nya gini....
Aku yang membantunya ia berjalan, tapi orang lain yang diajaknya untuk berlari._______________________________
"Udah, gausah di fikirin. Lagian cinta gue doang kok yang buta, udah tau di cuekkin terus terusan. Masih aja di kejar" ucap Alefran kepada Caca yang masih sibuk mengunyah buburnya.
Caca pun yang merasa tersindir dengan ucapan Alefran barusan menghentikan mengunyah buburnya dan menatap Alefran datar.
"Kenapa? Tersindir ya? Makanya terima cinta gue"
"Gak" sahut Caca singkat
Alefran hanya tersenyum kecut, sambil membatin 'gue akan berusaha ca! Gue yakin seratus persen lo akan terima gue'
Keduanya kembali diam memikirkan masalahnya masing masing.
"Udah belum makannya? Minum obat" ucap Rike dari depan pintu kamar Caca, membuat Caca kaget pastinya.
Caca hanya menatap Rike dengan tatapan yang tidak bisa diartikan
"Kenapa? kaget ya? kalau ternyata ada saya disini"
"Jangan harap kamu bisa berduaan sama anak saya, tanpa adanya saya"
Alefran mengepal tangannya, bisa bisanya sang bunda memperkeruh susana.
"Bund, udah dong. Caca lagi sakit, jangan bikin dia tambah down"
"Kalau bukan karena kamu sama Eca le, bunda gamau kesini."
Caca terdiam, ia tak tahu harus bagaimana memulai pembicaraan dan melerai anak dan ibu yang sedang berdebat ini.
'Apa tante Rike, apa dia masih sayang sama Eca?'
Ah sudahlah, Caca tidak mau terlalu larut dengan batinnya, lebih baik ia melerai anak dan ibu ini.
"Ale lo_"
"Diam kamu!"
"Bund, udah dong. Please" Alefran memang memaksa sang bunda untuk datang ke rumah Caca, karena kalau hanya dia yang datang ke rumah Caca. Pasti ia hanya bikin ribet, karena ia bingung harus ngapain. Sangking paniknya mungkin ya?
"Yaudah, bunda udah gamau pusing lagi. Sekarang kamu kasih dia obat, terus minum, dan kita pulang" ucap Rike dengan penuh penekanan
"Tapi bund, ini udah jam sebelas malam. Bunda yakin mau pulang? Jalanan sepi loh bund"
"Gausah sok ngerayu bunda buat nginep disini deh, bunda gak mau le."
Alefran menghela nafasnya, ia mengangguk setuju saja. Daripada ia dikutuk menjadi dugong dengan bundanya.
"Nih, minum obat lo" Alefran memberikan beberapa butir obat ke Caca, Caca mengambilnya dan langsung meminumnya.
"Udah kan? Yuk Le, kita pulang" Rike menarik tangan Alefran
"Eca? Mana bund?"
"Tidur, kamu jangan samperin dia. Nanti dia bangun" Alefran mengerutkan bibirnya
"MAAAA HIKS" tangis Eca dari kamar Safira.
"Bund, kayaknya Eca nangis deh"
Rike menatap Alefran datar "eh bunda udah denger ya" Alefran cengengesan tanpa dosa sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatalRike dan Alefran langsung ke kamar Safira, mengecek apakah benar kalau Eca menangis.
Ternyata benar, Eca sedang menangis. Sedangkan Safira sudah tertidur pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ICE GIRL
Romance[TAMAT] "Minta nomor lo" Dengan berani Alefran meminta nomor perempuan itu, dengan menyodorkan ponselnya ke depan wajah perempuan yang bernama caca itu. Caca hanya menatap Alefran datar, dan lanjut membaca buku yang ada di tangannya dengan earphone...