bisakah kita menjadi seseorang yang saling mengenal, dan tanpa harus saling menaruh perasaan?
Alefran mengerutkan jidatnya lalu melihat ke arah jam disamping ranjangnya, terlihat jelas ia melihat. Ternyata sudah jam 5 sore.
Toktoktok
Ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.
"Siapa?" Tanya Alefran dengan suara khas bangun tidurnya.
"Bunda"
"Oh bunda" Alefran masih belum kumpul nyawanya, ia mengaruk garuk kepalanya. Lalu memelototkan matanya terkejut "Hah?! Bunda?!" Gumamnya lalu lari ke meja belajar untuk mengambil nilai ujian yang sangat memalukan dan tidak bisa dibanggakan.
"Boleh bunda masuk?"
"B-bentar bund, Ale lagi_" ucapan nya menggantung, karena ia sungguh sangat panik.
"Lagi ngapain le?"
"Hm lagi, a-anu bund emmm apasih namanya?!!! Oh iya lagi nya-nyapu iya nyapu!!" Sahut Alefran lalu mengambil sapu di samping meja belajarnya.
"Oh nyapu, yaudah bunda masuk ya"
Klekk
Pintu terbuka sedikit Alefran langsung menutup pintunya."Loh le kenapa di tutup?"
"Emmm a..... ada kecoa bund, bunda tunggu bentar ya" Alefran mengunci pintunya lalu membuang nilai ujiannya di tong sampah tanpa merobek nya terlebih dahulu.
"Oh oke"
Alefran membuka pintunya sambil tersenyum namun tertekan.
"Masuk bund"
"Loh kamu belum ganti seragam?"
"Iya hehe, tadi Ale ketiduran"
"Yaudah kamu ganti baju terus mandi terus shalat terus makan malam di bawah ya"
"Bunda terus terus mulu, kayak kang parkir aja"
"Hahaha yaudah bunda ke kamar ya"
"Iya bund iya, huhhh untung gak ketauan"
Rike yang sudah beberapa langkah berhenti dan menoleh ke Alefran
"Ketauan apa le?"
"Mampus gue! Ih ni mulut gabisa dikondisiin dikit napa ya?! Goblok goblok goblok!!!" Batin Alefran kesal sambil menepuk nepuk bibirnya.
"Le? Kenapa bibirnya di tepuk tepuk gitu?"
"Hah ga bund hehe, tadi ga ketauan k-kalo ale...."
"Ale apa?"
"Hm a-anu"
"Apa le? Jangan bikin bunda penasaran deh"
"BUND BUNDA, AYOK JADI KE MASJID GA?" Teriak Herry dari bawah
"Jadi yah, bentar"
KAMU SEDANG MEMBACA
ICE GIRL
Romance[TAMAT] "Minta nomor lo" Dengan berani Alefran meminta nomor perempuan itu, dengan menyodorkan ponselnya ke depan wajah perempuan yang bernama caca itu. Caca hanya menatap Alefran datar, dan lanjut membaca buku yang ada di tangannya dengan earphone...