Chapter 1

1.6K 157 16
                                    

Author POV

Diruang kepala sekolah UA Nezu dan beberapa guru berkumpul.

"Bagaimana menurut kalian?" Nezu membuka rapat.

"...Hah, walau kita juga hero, tapi tugas utama kita bukan itu. Lebih baik kita menyampaikan ini pada asosiasi untuk segera diurus."

"Itu benar, kita juga masih harus menyeleksi daftar hero untuk magang."

Nezu menghela nafasnya. Tadi malam Chisa mendatangi ruang kepala sekolah dan kebetulan ia juga masih berada disana. Chisa melaporkan kalau ia menyelinap tadi malam dan menemukan seorang anak yang tampaknya mengalami kekerasan.

Mengingat sifat Chisa yang memang penyayang, sudah hebat ia tak langsung membawa anak bernama Eri itu pergi secepatnya.

Ia bahkan sudah meletakkan barier dan memberi tahu lokasi anak itu.

"Ia meminta pertolongan, ia ketakuan Nezu. Kumohon, selamatkan dia." Ujar Chisa lirih.

Nezu mengingat perkataan Chisa malam itu. Untuk pertama kalinya, ia meminta sesuatu darinya.

"Baiklah, aku akan segera melapor ini pada asosiasi pahlawan. Omong-omong Aizawa-kun, nanti seorang reporter akan meliput kelas mu."

"Apa itu baik-baik saja? bisa jadai ia mata-mata villain league kan?"

"Ia sudah dapat surat izin dari perusahaan koran umum, dan ini ide bagus karena untuk memberi tahu wali murid kalau kalian hidup nyaman disini."

Aizawa mengangguk lalu Nezu membubarkan rapat mendadak pagi.

***

"Koran?"

"Ya, ada perusahaan koran yang mau meliput kalian."

Seketika yang lain mulai saling berbincang. "Jangan kegirangan dulu. Isi beritanya tentang keseharian para murid yang baru saja pindah ke asrama ini. Katanya. Kepala sekolah juga sudah memberi izin. Jadi jaga prilaku kalian."

Kemudian reporter bernama Tokuda masuk.

***

Chisa POV

Aku masih kepikiran soal Eri lalu ditambah orang asing yang seenaknya mengambil potret kelas kami. Memang sih ide kepala sekolah untuk memberitahu wali murid tentang kehidupan anak mereka selama disini. Tapi aku yakin reporter itu memiliki rencana lain.

Dari jam 8 sampai jam 6 ia mengambil gambar dan sesekali menanyakan hal pada kami.

Sebentar lagi makan malam dan kami sedang berkumpul dilantai dasar semua.

'Ugh, laper...'

Aku yang sedang selonjoran di sofa tak sengaja melihat reporter itu mendekati Midoriya.

Dengan pendengaranku yang tajam aku bisa mendengar jelas apa yang mereka bicarakan.

Siapa sangka firasatku hampir benar. Reporter itu memiliki niat lain ketika meliput kami dan mengetahui penerus selanjutnya All Might. Bahkan aku mendengar sesekali nama ku disebut.

'Huh' Aku berdiri dan menuju pintu belakang.

"Chisa-chan? Mau kemana?" Panggil Uraraka.

"Aku mau kebelakang sebentar, kalau makan malamnya udah datang panggil ya!"

"Ok!"

Keluar dan melompat keatas hingga melihat repoerter itu berjalan menjauh dari asrama. Diam-diam aku mengikutinya sampai ia berada ditempat sepi.

Brighter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang