Chapter 11

727 120 17
                                    



Chisa POV

Beberapa hari yang lalu aku dan Jirou membuat lirik bersama. Ternyata membuat lirik tak sesulit yang kukira, bahkan Jirou memujiku dan menyebut lirik lagu itu masterpiece. Aku senang sih kalau bagus, cuman tema lagunya berkebalikkan banget sama sifatku, itu kata Jirou. Ya, memang sih, toh aku bikin liriknya kebayang si Midoriya terus. Lalu sisanya Jirou yang menyusunnya menjadi nada dan hal hal semacamnya karena aku gak ngerti yang begituan.

lalu hari ini aku akan latihan ngedance bareng Mina.

"Nee yang ku bisa itu cuman berdansa bukan dance." Ujar ku setelah melihat beberapa gerakkan yang sudah Mina susun.

"Itu sama aja beeeb!" Mina menggeleng-geleng kepalanya.

"oh"

"Memangnya kau bisa berdansa apa Chisa-chan?" Hagakure maju dan mewakili yang lain.

"Aku malah baru tahu kalau kau bisa berdansa. Tunjukkan pada kami!" Sorak Hagakure.

"... jangan komen apa-apa... Midoriya sini." Aku pasrah dan memanggil Midoriya mendekat.

"Eh?" Walau bingung Midoriya tetap mendekat, lalu aku memegang tangan kirinya lalu memegang bahunya.

"Jangan-jangan!?"

"I-itu!!"

"Waltz!" Sorak yang lain.

Aku mulai menggerakkan kakiku maju mundur dan walau kaku Midoriya mengikuti, lalu dibeberapa bagian aku akan memutar tubuhku lalu mengganti peran dan menari sebagai penari pria. Aku membelokkan tubuh Midoriya.

"E-eeeh!"

Sebelum Midoriya jatuh aku menahan punggungnya dengan tangan kiri.

Bisa kalian bayangin aja tari walts itu kayak mana susah Isa mo jelasin.

Setelah teman-teman yang lain bertepuk tangan meriah.

"Satu lagi sisi tak terduga dari Yukihara-kun."

"Chisa-chan serba bisa kero."

"Yosh! Dengan begini Chisa-chan bisa membantu ku melatih kalian!"

"YEY!"

"... kerjaan ku nambah gitu ceritanya?" Namun mereka malah asik sendiri.

'sabar...'

***

Author POV

"Kapan kita akan sampai? Kapan kita akan sampai paman!!" Sora memandangi jalanan dari jendela atap mobil dengan penuh semangat.

"Sora duduk yang tenang." Sementara Rael duduk tenang namun masih dipenuhi semangat sampai aura-aura hitamnya keluar.

"Astaga sebelum menyuruh adik mu duduk rapi bagaimana kalau kau hentikan aura mu yang menyebar itu?" Seorang pria dewasa pasrah melihat dua anak itu.

'Bagaimana kabar gadis kecilku ya?'

***

"Eri-chan!"

Yang lain berlari kecil menuju seorang gadis kecil. Anak 1-A yang sedang latihan menari diluar dikejutkan oleh kedatangannya.

"Deku-nii." Eri mencari-cari satu sosok lagi tapi tak menemukannya.

"Chisa nee, mana?"

"Dia pergi menemui seseorang, ah itu dia." Tampak Chisa kembali seorang diri.

Brighter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang