Disuatu hari yang cerah selepas hujan
Sosok dibalik Isa termenung setelah membaca ulang manga BNHA
"Hmm aku benci kedamaian ini... ayo kita beri sedikit bumbu kekacauan!"
*Ngerevisi
Sip. Ayo kita lanjutkan ceritanya!
Dan setelah itu akan ada beberapa perubahan jelas pada luar dan sebagaiannya~
Chisa POV
"Maaf! Apa aku terlalu lama?" Tanyaku begitu sampai dimobil.
"Tidak kok, ayo kita berangkat sekarang, tak baik kalau kita lama-lama diluar."
"Un!"
Lalu kami berangkat kesana. Makam ayah ku.
Hari ini adalah peringatan hari kematian ayahku. Selain aku dan Nezu-san. All Might juga ikut.
Beberapa menit perjalanan kami sampai.
Ayahku tidak dimakamkan di pemakamam umum.
Ayah dimakamkan di pemakamam khusus di balik kediamannya atau rumah lama ku. Sebelum dibawa ke panti asuhan aku dan keluarga ku tinggal disini.
Tempat ini hanya bisa dimasuki oleh beberapa orang saja dan penjaga rumah ini hanya dua orang yang merupakan bawahan setia ayah ku dulu.
"Nona, selamat datang kembali." Ujar Goro, pria tua berusia lebih dari 60 tahun. Salah satu dari dua penjaga rumah ini dan makam ayah.
"Aku pulang." Ujar ku. Saat mengetahui kalau mata ku buta, Goro sempat shock lalu kembali tenang setelahnya. Goro membawa kami masuk dan aku disambut lagi oleh seorang wanita tua berusia 60 tahunan yang merupakan penjaga ke dua sekaligus istrinya Goro, Hilda.
"Hilda."
"Nona...Hiks kau sudah sangat besar..." Suara Hilda bergetar lalu matanya meneteskan air mata setelah mendengar kabar ku.
Selagi Hilda menyiapkan makanan untuk, Goro mengantar All Might dan Nezu-san kemakam terlebih dahulu. Aku lebih suka mengunjungi ayah sendiri jadi aku membantu Hilda menyiapkan makan dulu. Tak lama kemudian mereka bertiga kembali.
Aku langsung menuju kesana setelah itu.
Didepan batu nisan ayah aku berkata. "Aku datang ayah." Ujar ku sambil tersenyum.
"Ayah, kau tahu, mungkin kau akan sedih, tapi aku akan tetap memberi tahumu... mataku buta, tapi aku yakin ini hanya sementara. Sebentar lagi pasti juga akan pulih..."
"Hah...banyak yang ingin kukatakan. Tapi pada akhirnya itu semua tersangkut ditenggorokanku."
Aku duduk dan memeluk kakiku.
-wussh
Udara dingin sama sekali tak mengganggu, tapi entah kenapa aku merasa sangat dingin didalam sini...
Aku terus menatap batu nisan itu dalan diam sampai bunga-bunga nemophilia dibelakang nisan ayah ku bergerak-gerak.
Eh?
Aku reflek berdiri dan memasang kuda-kuda siap menyerang.
Saat 'sesuatu' itu akhirnya muncul, aku hanya bisa bernafas lega.
"Kuroo, apa yang kau lakukan disana?"
"Chisa Chisa! Lihat apa yang kutemukan! Ayo kesini."
Kuroo berbalik arah. Aku mengikuti kucing hitam itu melewati kebun bunga nemophilia milik ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brighter?
FanfictionApa sampai disini saja?" Chisa memandang kedepannya dengan pandangan lemah. didepannya ada mimpi yang selalu diinginkannya Tempat dimana ia seharusnya berada. 'Aku ingin melarikan diri.' "Tidak apa-apa Chisa. pergilah, aku akan tetap disini. jadi, p...