Chapter 27

298 69 12
                                    

Hewwoooo~~

Seperti biasa jangan lupa tinggalkan vote yaw~

Salam damai ✌ Isa desu~

.

.

enjoy~

.

.

"Hm?"

Isaac menoleh kebelakang dan tidak menemukan siapa pun dibelakangnya.

"Apa yang kau lakukan, Isaac?" suara feminim milik seorang wanita berhasil mengalihkannya dari firasat buruk sesaat. Isaac menggelengkan kepalanya lalu menatap Luna, wanita bersurai hitam kebiruan yang kontras dengan miliknya dan mata kuning cerah.

"Tidak, bukan apa-apa," jawabnya dengan senyum kecil. Tapi perasaan mengganjal muncul kembali. Membuat pria berusia 27 tahun itu lagi-lagi merasa tidak nyaman.

"Luna."

"Apa?"

"... aku mau menghubungi seseorang sebentar," Isaac melangkah menjauh tanpa menunggu jawaban dari Luna. Wanita paruh baya itu hanya mendengus lalu menyandarkan dirinya dipagar pembatas dermaga.

Membiarkan rambut bermodel bob miliknya melambai akibat angin laut yang datang dari belakangnya. Matanya menatap kelangit biru pudar diatas.

Tak lama kemudian, Isaac kembali dengan wajah kusut. Membuatnya bertanya-tanya siapa yang dia hubungi sampai wajahnya jelek seperti itu.

"Hey, kau kenapa?" tanyanya khawatir. Isaac mengangkat kepalanya, mata kuning miliknya dan crimson milik Isaac saling bersitatap lalu akhirnya Isaac membuka mulutnya.

"Kita harus ke Jepang. Sekarang."

***

BDAM!

"Ahk-! Kacchan!"

"DIAM!"

Kekhawatiran Midoriya dibalas bentakan oleh Bakugo. Mereka berdua saling terpisah oleh hantaman cambuk cahaya itu hingga Bakugo menabrak reruntuhan gedung yang sudah hancur.

Keduanya melebarkan mata mereka saat debu akhirnya turun.

"Ah? Gak kena~ ahahaha~ kalian lincah juga!" dia meletakkan jari-jarinya didepan bibirnya seakan mencoba menyembunyikan tawanya.

Suara yang familiar, namun terasa berbeda dan terdengar kekanakan. Sosoknya terlihat berbeda. Namun rupanya masih sama walau terlihat dewasa.

Rambut berwarna ruby yang tak mungkin tak dikenal oleh Bakugo. Dan mata zambrud yang tak mungkin Midoriya lupakan.

"Chisa-chan"

"Kusso onna..."

Ujar mereka bersamaan. Sosok itu memiringkan kepalanya sedikit kekanan dan meletakkan jari telunjuknya didagunya.

"Hng? Siapa yang kalian sebut barusan?"

Seakan disambar petir disiang bolong. Keduanya melebarkan matanya tak kercaya dan hampir tak sadar, sesuatu melesat dari belakang Arasy dan menuju mereka.

Seketika, didalam kepala Midoriya, terlintas sesuatu yang disebut sebagai 'gambaran kematian'.

Ia melihat jelas bagaimana tubuhnya dan tubuh Bakugo hancur oleh Decay milik Shigaraki, sampai sesuatu yang lain melesat dari belakang mereka dan menerbangkan mereka pergi dari sana dalam hitungan detik.

Shigaraki mendarat tepat disamping Arasy. Dia mengarahkan wajahnya pada Arasy yang tersenyum riang dengan kedua tangan saling bertautan dibelakang tubuhnya.

Brighter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang