chapter 24

308 64 17
                                    

"Ah sial, aku mau menghancurkan dunia."

"Ya, aku setuju."

...

Keduanya langsung saling pandang dengan mata lebar.

"Kau ingin menghancurkan dunia? Bagaimana?" Mata lebar (Name) dipenuhi rasa penasaran dan keingintahuan.

"Kalau aku mau menghacurkannya dengan menenggelamkannya kedalam kegelapan! Simpel tapi luar biasa bukan?" Sambungnya lagi.

"Huh, klasik. Menghancurkan dunia itu harusnya menjadi serpihan demi serpihan." Shigaraki menanggapi dengan tenang, seperti orang yang sudah sangat ahli kalau membicarakan soal menghancurkan dunia.

"Heee. Itu malah lama banget tahu!"

Dan pembicaraan soal cara menghancurkan dunia dengan baik dan benar pun dimulai.

Tidak ada guna memang, mengingat saat ini saja mereka tidak tahu kalau masih ada didunia atau tidak.

Tapi tetap saja, setelah sekian lama waktu yang tak terkirakan, akhirnya mereka memiliki pembahasan yang seserver.

Jika sebelumnya mereka sibuk membahas aib satu sama lain, kini mereka membahas cara menghancurkan dunia seperti membahas mana yang lebih enak, bubur yang diaduk atau tidak.

Sementara kedua insan itu sibuk membahas cara menghancurkan dunia, bagaimana kalau kita lihat situasi dunia saat ini?

***

Para siswa pahlawan memandangi kaki gunung jauh disana. Hati mereka sudah dikuatkan. Disanalah lokasi salah satu teman sekelas mereka 'kemungkinan' berada.

Sebelumnya rapat para guru UA

"Ada dua lokasi yang akan kita serang minggu depan."

Tsukauchi mengangkat topik lebih dulu. Ia memandangi kesekeliling ruangan dan melihat ekspresi cemas diwajah All Might. Ia diam-diam menghela nafas sebelum ia melanjutkan.

"Tim pahlawan akan dibagi 2 untuk mengurusnya. Tim Rumah sakit Jakku, dan tim Mansion pasukan pembebasan."

Nezu mengangguk lalu melihat ke para anggota rapat. "Anak-anak akan dikirim menuju mansion pasukan pembebasan. Dan juga... kemungkinan besar, Yukihara Chisa berada dirumah sakit Jakku."

"Ah..." All Might menutup wajahnya dengan tangannya. Para hero didalam sana terlihat simpatik padanya dan juga khawatir. Bagaimana tidak, anak itu sudah menjadikan UA seperti rumah sendiri baginya.

Mau tak mau mereka terbiasa dengan keberadaan si pendek yang bisa muncul dimana saja disana.

Tapi karena 2 bulan ini keberadaannya tak terlihat padahal sedang masa sekolah, kekosongan pun muncul.

Terutama ketika mereka tahu si chiby UA diculik oleh para penjahat itu.

Kekhawatiran All Might lah yang paling tinggi hingga ia jatuh pingsan saat itu.

Tapi sayang, mantan hero nomor satu itu tidak akan bisa ikut menyelamatkan putri angkatnya. Semua orang tahu kenapa.

Nezu kembali melanjutkan. "Kita tak boleh sampai membiarkan anak-anak pergi kerumah sakit. Kita tidak tahu... kemungkinan terburuk seperti apa yang akan terjadi."

Kemungkinan terburuk. Mulai dari Chisa yang mati dan dijadikan Nomu, dicuci otak, quirknya diambil, sampai dia memutuskan sendiri untuk menjadi penjahat.

Pilihan terakhir hanya bonus tambahan, karena orang-orang UA tidak tahu kalau Chisa memiliki bibit pemberontakan besar dihatinya, dan hanya orang-orang dalam HPSC itu saja yang tahu.

Brighter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang