Chapter 22

366 65 20
                                    

Dokter Ojiko mengamati kekacauan itu dari balik layar cctv. Mengamati subjek 'Disaster'.

Pria berambut hitam dengan Garis-garis berujung runcing seperti milik Chisa namun berwarna hitam kemerahan. Meraung layaknya binatang buas. Tapi tatapannya masih memiliki tatapan manusia.

Menatap putrinya yang terduduk diatas genangan darah tanpa melakukan apa-apa selain memperhatikan ayahnya menghancurkan segala yang ada disekitar mereka.

Apa dia takut?

Marah?

Sedih?

Atau kecewa?

Ojiko tak tahu itu. ekspresi diwajah anak perempuan itu benar-benar kosong. Tak ada emosi apa pun disana. seakan sosok anak perempuan yang ada difoto dan yang ada didalam ruangan itu bukanlah anak yang sama.

Jadi setelah amukan pria itu berhenti bersamaan dengan berhentinya jantungnya, Ojiko turun kesana untuk mengambil tubuhnya.

Jika ia tak bisa mengambil quirknya, maka dia akan memanfaatkan sebaik-baik mungkin tubuhnya.

Tapi walau pun tubuh ayahnya diseret entah kemana, gadis itu tetap tak menunjukkan reaksi yang menarik perhatiannya.

Ojiko mengira itu tanda pemasrahan, tapi ternyata itu hanyalah awal dari pemberontakkannya.

Hari itu setengah laboratoriumnya hancur oleh gadis itu dan dia menghilang entah kemana. Sampai setahun kemudian ia berhasil menemukan jejak gadis itu disebuah panti asuhan di kota Kyoto.

Dia mengirim antek-anteknya, tapi mereka hancur binasa, begitu juga dengan panti asuhan itu. Sungguh hebat tak ada korban jiwa satu pun dikecelakaan besar itu.

Tapi itu merupakan kerugian sendiri bagi Ojiko. Ia kehilangan 2 nomu berakalnya dan 3 orang antek-antek kepercayaannya. Dan juga, ia gagal mengambil 'Arasy'. Anak itu malah dibawah perlindungan dari pro hero dan menyulitkan Ojiko sampai seperti ini.

Setelah mengira bahwa ia takkan bisa mendapatkannya lagi, gadis itu muncul kembali dipulau Nabu. Bukan itu saja. ia menjadi lebih kuat dari saat pertama kali mereka bertemu.

Quirknya berevolusi sejak terakhir kali mereka bertemu. Mencapai titik kebangkitan kedua dari versi ayahnya.

Jika ayahnya, subjek Disaster berada dititik akhir Revolusi quirknya yaitu 'hitam'. Maka Chisa saat ini mencapai titik kedua dimana quirk-quirknya masih baru bangkit dan belum menyatu sepenuhnya.

Belum bercampur menjadi 'satu' dan layak disebut sebagai 'Arasy' yang sebenarnya.

Jadi Ojiko ingin menunggu hingga semuanya cukup kuat dan dia hanya perlu melakukan tahap akhir saja.

Tapi ia gagal.

Ojiko tak bisa menahan lebih lama dengan 'Arasy' yang sudah didepan mata.

Walau ia 'terbatas' tapi kekuatannya jauh lebih kuat dari yang 'tak terbatas'.

Tapi. Jika ia berhasil membuat tubuh yang lebih kuat atau membuat tubuh Arasy saat ini menjadi lebih kuat. Kemungkinannya memang kecil, tapi... jika itu berhasil maka.

Itu akan seperti melempar 2 burung dengan 1 batu. Tidak- bukan 2, tapi 3- tidak, tapi 4! Burung dalam sekali lempar.

Menjadikannya Arasy yang seutuhnya.

Menguatkan tubuhnya hingga tak 'hancur' seperti subjek A04 Disaster.

Menjadikannya 'penjaga' Shigaraki Tomura.

Menggunakannya sebagai sumber kekuatan tak terbatas untuk tuannya yang sebenarnya.

Ojiko tak bisa menunggu lebih lama. Matanya membelalak melihat tubuh manusia didalam tabung berisi zat-zat itu.

Brighter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang