Chapter 26

319 60 13
                                    

Yoha~

-Hehe, aku up nya pake wifi sekolah njir wkwkwkw

Kalian udah mulai sekolahkah?

.

.

Enjoy~

.

.

"Aku harus kesana sekarang!"

"Kakak kami ada disana!"

Aizawa masih berusaha menahan anak-anak ditangannya, sampai suara sesuatu yang hancur menghentikan ketiganya.

Mulai dari tabung-tabung raksasa hingga pilar bangunan, semuanya hancur menjadi serpihan demi serpihan. Mengagetkan semua orang tapi juga menyadarkan mereka seberbahaya apa situasi sekarang.

Aizawa tanpa ragu langsung berlari dari sana dengan kedua anak ditangannya. Suara nomu-nomu yang mengejar dibelakang ikut terdengar seraya dinding disekitar mereka mulai hancur.

"NAIKLAH!" seruan dari Ryukyu mengalihkan perhatian ketiganya. Sora tanpa ragu melompat dari tangan Aizawa dan mendarat disayap Ryukyu. Ia langsung menarik perban khusus milik Aizawa dan membawa kakak laki-lakinya dan Aizawa naik kesayap Ryukyu.

Tapi tiba-tiba dari balik kepulan debu, satu Nomu muncul dan menahan kaki Aizawa lalu menarik mereka. Membuat pegangan Sora pada perban milik Aizawa hampir terlepas.

Rael mencoba melepas pegangan Aizawa lalu turun kekakinya dan menelan seluruh tangan nomu itu dengan kegelapan miliknya. Tapi sial, pegangannya pada Aizawa terlepas dan anak laki-laki itu ikut terjatuh bersama nomu diudara.

Seruan Sora dan Aizawa terdengar, sampai tiba-tiba, sesuatu berbentuk perisai terlontar dan membuat Rael terhempas naik kembali ketangan Aizawa.

Matanya dan Aizawa melebar ketika melihat sosok dibalik kepulan asap, Crush memberikan tanda jempol pada mereka sebelum tubuhnya hancur menjadi debu oleh Decay milik Shigaraki.

Keduanya berteriak keras. Aizawa kehilangan rekan pahlawannya, dan Rael baru saja kehilangan penyelamat nyawanya.

Tapi seakan tak membiarkan keduanya berduka, Ryukyu kembali menerobos bangunan dan membawa mereka keluar dari sana secepatnya.

***

Kini semua yang sudah bangun diatas tanah, kembali menyatu dengannya.

Dataran luar terbentuk hanya dalam hitungan detik saja. Dan satu-satunya yang berdiri didataran itu hanyalah dia seorang.

Penerus dari sisi gelap dunia. Penerus dari raja kegelapan yang dulu sempat mengusai dataran modern.

Pemilik selanjutnya dari All For One. Shigaraki Tomura.

Ia memandang dataran itu dalam diam lalu matanya mengobservasi sekitar, mencoba mencari keberadaan lain yang masih hidup disekitarnya.

Mengingat ia baru saja menghancurkan segalanya, itu akan seperti mencari jarum ditumpukan jerami. Tapi tidak, Shigaraki dapat dengan mudah menemukannya.

'Jarum' yang dicarinya terlalu mencolok dan indah untuk berada ditumpukan 'jerami' yang ia buat. Setelah mengambil barang yang dibutuhkannya. Ia tersenyum lalu turun dari satu-satunya 'tanah' yang aman. Tanah yang dipijaknya sebelumnya.

Kakinya melangkah menuju sosok yang terkapar diatas tanah putih yang ia buat. Sesaat ia teringat ruang putih tempat mereka terjebak bersama sebelumnya. Tapi luasnya langit biru dan angin musim semi yang meniup rambutnya kembali menyadarkannya dimana ia berdiri sekarang.

Brighter?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang