Tunggu Aku Ya

543 49 0
                                    


Don't tell me it's not worth tryin' for
You can't tell me it's not worth dyin' for
You know it's true
Everything I do
I do it for you

-Brian Adams-
(Everything i do)
I do it for you

***

Drrrrttt...
Drttttt...
Drrrtttt...

Suara getar dari ponsel Lia menyadarkan Iqbaal dan  Lia dari ciuman mereka. Lia mengambil ponselnya yang tadi ia letakkan di tempat tidur lalu menekan tanda hijau untuk menerima panggilan. Iqbaal tidak tahu itu dari siapa, dia harap bukan dari cowok.

please Baal bukan saatnya untuk cemburu sekarang.

"Kak Irma, sebentar ya Baal" kata Lia seolah membaca pikiran Iqbaal. Dia tersenyum mengangguk.

"Ya Kak... loh, kok gitu, serius?... hmm.." kalimat Lia yang terputus-putus membuat Iqbaal bertanya - tanya. Sesekali Lia melihat Iqbaal, sambil tetap bicara dengan kak Irma di telepon.

"Ya uda, aku bilang sama Iqbaal, ok.. hati-hati ya kak, see u Tomorrow"

What, tomorrow?
Hmmm... ada apa sih?

Iqbaal penasaran tapi  dia tidak  berani bertanya. Dia tidak  mau di kira suka ikut campur urusan orang.

Belum resmi cuii..

Selesai bicara dengan Kak Irma di telepon, Lia kembali ke sofa. Ia duduk di samping Iqbaal. Sementara Iqbaal masih tidak bertanya ada apa dengan Kak Irma, walaupun ia ingin sekali tahu. Tetapi Lia, sepertinya memahami apa keinginan Iqbaal hanya dengan melihat raut wajahnya. Jadi ia memutuskan untuk menjelaskan meskipun Iqbaal tidak memintanya.

"Kata Kak Irma, dia masih ada urusan, jadi malam ini kayanya ga bisa nemenin aku tidur disini" Lia mulai menjelaskan.

"Terus...kamu ga papa tidur sendiri?"

Pertanyaan macam apa ini Baal..

"Hmmm.. kalo emang harus ya mau ga mau, aku kan bukan anak kecil, masa tidur sendiri aja takut". Ucap Lia lebih kepada dirinya sendiri.

Iqbaal tersenyum, sementara Lia mulai tidak tenang. Iqbaal tahu Lia takut tidur sendirian kalau di tempat asing. Iqbaal jadi teringat dulu waktu masih shooting Dilan, Lia tidak pernah mau tidur sendiri, selalu di temani asistennya, atau Kak Irma, atau Kak Cindy, sepupunya yang beberapa kali datang melihat mereka shooting.

"Kata kak Irma, minta tolong kamu buat nemenin aku disini" kata Lia dengan sangat pelan, tapi Iqbaal bisa mendengarnya dengan cukup jelas.

"Kalau memang boleh, aku bisa nemenin kamu disini sampai kamu tidur, supaya kamu ga takut, nanti aku bisa pesen kamar lain di hotel ini" kata Iqbaal tersenyum kepada Lia.

"Kalo aku ga tidur, berarti kamu ga akan pergi?"

Pertanyaan Lia membuat Iqbaal mengerti. Lia tidak ingin di tinggal sendiri malam ini, entah karena memang takut, atau karena dia masih ingin bersama Iqbaal. Iqbaal tidak ingin tertalu Pede, tapi ini membuatnya senang.

"Kamu harus tidur, Ya, besok kan kamu masih ada kerjaan, aku ga mau lihat kamu sakit gara-gara kurang tidur". Iqbaal menangkap perubahan air muka di wajah Lia.

Sebelum Lia menjawab, buru - buru ia menambahkan

"Aku ga akan kemana - mana, aku bakalan nemenin kamu disini malam ini, boleh?" tanya Iqbaal.

Lia hanya tersenyum mengangguk, tanda bahwa Ia setuju. Dan Iqbaal menganggap ia telah mendapatkan izin dari Lia untuk menemaninya malam ini.

Aku senang bisa nemenin kamu lagi kayak dulu, Ya

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang