For all the things I didn't do
And all the love that I haven't got to you
I'm sorry
I wish I could turn back the time
And let you know, I never meant to hurt you
I'm sorry
I'm sorrySorry
-Pamungkas-***
Pukul 21.30 Iqbaal sudah sampai di apartmentnya bersama Ibu, Bapak, dan tentu saja dengan Zidny juga. Hari ini, sudah dari pagi mereka shooting untuk Chanel Youtube Iqbaal, final season IDR In The Making. Bersama dengan senior - senior para penggemar mobil tua. Termasuk orang - orang yang sudah pernah berkolaborasi dengannya di episode IDR In The Making sebelum - sebelumnya, ada Rally Marina, Jujuk Margono, Soni Riharjo, Dapen, dan lain - lain, yang sebagian besar baru di kenal Iqbaal hari ini.
Karena ini adalah final Season, tidak banyak yang akan mereka lakukan, mereka hanya mengobrol seperti biasa, lalu jalan - jalan keliling Jakarta, convoy dengan mobil tua milik masing - masing. Senang sekali rasanya bisa berkenalan dengan orang - orang hebat di balik kemudi mobil - mobil tua.Selesai shooting, Iqbaal, Ibu, Bapak, dan Zidny memisahkan diri dari rombongan. Kemudian mereka pergi untuk makan malam, lalu berjalan - Jalan sebentar keliling Jakarta dengan mobil masing - masing. Ibu bersama bapak, dan Ia berdua dengan Zidny. Bagi orang lain yang melihat mungkin akan mengira ini adalah double date. Tapi bagi Iqbaal tentu saja bukan, karena ia dan Zidny hanya pura - pura. Sepanjang malam ini ia malah sibuk memikirkan Lia, Apa yang akan di pikirkan Lia ketika Ia melihat sosial media, Lalu ada story yang di unggah Ibu dan Zidny. Baru tadi siang ia merasa senang karena bisa menjadi bagian dari Culture 90an, Tapi malam ini lagi - lagi Iqbaal merasa kesal, kenapa malah orang terdekatnya yang tidak bisa mengerti perasannya. Seolah - seolah mereka sengaja melakukan itu untuk mempermainkannya, padahal ibu sudah tahu bagaimana perasaannya kepada Lia.
"Aku permisi sebentar ya bu, gerah banget, mau ganti baju" kata Iqbaal meninggalkan Ibu, bapak, dan Zidny yang sedang mengobrol di ruang tamu. Sementara Ia masuk ke dalam kamar, memang untuk bersih - bersih dan ganti baju, tapi kesempatan itu juga ia gunakan untuk mencoba menghubungi Lia. Karena hari ini mereka sama sekali belum berkabar, dan ia sudah sangat kangen.
Iqbaal mengambil ponselnya lalu menekan nomor Lia. Sudah beberapa kali berdering tapi tidak juga di angkat. Kenapa ya? Apa Lia masih sibuk? Yah, semoga saja memang sibuk, bukan ngambek gara - gara habis melihat video mereka bertebaran di instagram. Kemarin, Lia sempat mengatakan bahwa hari ini mungkin ia tidak sempat mengabarinya karena akan ada take scene yang banyak menguras emosi, jadi ia harus berkonsentrasi. Dan bicara dengan Iqbaal bisa saja membuat konsentrasinya terpecah. Iqbaal tentu saja memakluminya, ia sudah pernah berada dalam satu project dengan Lia, dan ia tahu betul bagaimana cara Lia dalam membangun emosinya. Tapi ini sudah setengah 10 malam, seharusnya Lia sudah selesai shooting. Karena sejak pandemi segala kegiatan telah di batasi waktunya. Setidaknya jadwal mereka jadi lebih teratur, tidak ada lagi jadwal shooting dari tengah malam sampai subuh yang sungguh memelelahkan itu.
Meski sudah beberapa kali mencoba menelepon Lia, tapi tidak di angkat, akhirnya Iqbaal memutuskan mengirimkan pesan.
Lia, kamu masih sibuk ya? nanti kalo udah selesai kabarin aku ya
Tunggu, kenapa harus Lia yang mengabarinya, mereka kan belum pacaran, tentu ia tidak berhak mengatur - ngatur Lia.
Iqbaal menghapus kembali pesan yang tadi sudah ia ketik, lalu menggantinya dengan kalimat yang baru.
Lia, besok aku jemput kamu di lokasi ya, aku kangen kamu.
Iya, begini lebih baik, dari pada hanya kalimat basa - basi yang terkesan protektif, dan sok perhatian, tapi tidak ada bukti, ia lebih suka berbuat sesuatu untuk menunjukkannya langsung kalau ia benar - benar sayang pada Lia. lagi pula sudah hampir 1 minggu mereka tidak bertemu, Iqbaal sudah sangat kangen pada Lia. Tapi sudah beberapa menit menunggu, Lia belum juga membaca pesannya. Mendadak pikirannya di penuhi oleh kekhawatiran bahwa Lia pasti sudah melihat postingan - postingan itu. hfff.. Iqbaal meletakkan ponselnya. Kali ini ia akan pasrah kalau Lia mau marah padanya.
Setelah bersih - bersih dan mengganti pakaiannya, Iqbaal kembali ke ruang tamu untuk mengobrol dengan Ibu, Bapak, juga Zidny. Ia berusaha untuk bersikap biasa saja dan terlihat antusias dengan obrolan mereka, meskipun ia sama sekali tidak tertarik, karen pikirannya sedang kemana - mana. Tapi ternyata Ibu menyadari perubahan sikapnya.
"Kamu kayaknya mendadak bete, kenapa Dek, ada yang kamu pikirin?" Tanya Ibu di tengah - tengah obrolan mereka. Ia melihat Zidny dan Bapak langsung menatap ke arahnya, menunggunya memberi jawaban.
"Ga, Bu, aku cuma capek aja di luar seharian" katanya mengelak.
"Masa, Kirain berantem sama Sasha" Kata ibu lagi. Iqbaal terdiam sebentar. Ia kaget kenapa ibu bisa tiba - tiba membahas soal Lia, padahal sejak ia mengaku masih menyayangi Lia, ibu berusaha untuk menghindari membicarakannya, khususnya ketika mereka sedang bersama Zidny.
"Kenapa ibu bisa mikir kaya gitu?" tanya Iqbaal.
"Ya kali aja, dia marah abis liat postingan aku" kata ibu datar sambil memainkan ponselnya. Suasana yang tadinya baik - baik saja, berubah menjadi tidak menyenagkan.
"Semoga enggak, Sasha tau aku sama Zidny ga ada apa - apa, Iya kan zee?" tanya Iqbaal memastikannya kepada Zidny yang dari tadi diam saja.
Zidny yang tiba - tiba di tanya seperti itu mau tidak mau membenarkan apa yang di katakan Iqbaal, ia mengangguk meski sambil tersenyum kecut.
"Aku sama Ibay cuma teman Bu, aku yang mau bantuin dia, dengan tetap pura - pura jadi pacarnya, karena di luar sana orang - orang taunya kita pacaran. Aku ngelakuin ini bukan buat Sasha, tapi buat Ibay, demi karirnya" Kata Zidny mencoba meyakinkan Ibu.
"Ibu ga usah khawatir, Ibay pasti bisa bedain mana urusan pribadi dan mana urusan kerjaan, Dia janji ga bakalan keliatan bareng Sasha di luar, Iya kan Bay, kemarin kamu ngomong gitu" kata Zidny melihat ke arah Iqbaal. Entah kenapa rasanya saat ini ia seperti seorang terdakwa yang sedang di hakimi. Dan Zidny bertindak sebagai pengacara yang sedang membelanya. Apa kesalahannya sampai mencintai Lia saja tidak boleh.
Memang, Iqbaal sempat berjanji, tapi itu hanya agar ia bisa mengakhiri berdebat dengan Ibu. Ia tidak menyangka kalau harus benar - benar melakukannya.
"Iya, Aku janji, Bu. Aku akan menuruti semua aturan yang Ibu buat soal kerjaan kita, tapi di luar itu, tolong biarin aku yang mengaturnya sendiri, aku beneran ga mau nambahin beban buat Ibu atau Zidny" kata Iqbaal dengan sungguh - sungguh.
"Ya udah, terserah kamu. Tapi untuk sekarang kamu harus tetap kelihatan pacaran dengan Zidny, inget ini untuk project Svmmerdose yang baru" lanjut Ibu.
"Iya, Bu, aku paham"
Malam sudah semakin larut. Zidny mengajak Ibu dan Bapak untuk pulang, karena besok ia ada kuliah pagi. sebelum menutup pintu, Iqbaal sempat mengucapkan terima kasih kepada Zidny, karena telah membantunya memberi pengertian kepada Ibu. Sekarang setelah semuanya pulang, ia kembali sendirian, dan memikirkan bagaimana seharusnya ia menjelaskan kepada Lia. Keinginannya untuk memiliki Lia sepertinya tidak bisa di wujudkan dalam waktu dekat. Karena masih terlalu banyak yang harus ia selesaikan, dan ia tidak mau membawa Lia masuk ke dalam kehidupannya yang rumit seperti ini.
Iqbaal melihat lagi pesan yang tadi ia kirim kepada Lia. sudah di baca, tapi tidak di balas. Tumben pikirnya. Seingat Iqbaal kemarin mereka masih baik - baik saja. Ia sudah bisa menduga kalau mungkin Lia salah paham dengan apa yang ia lihat hari ini di sosial media. Ia hanya bisa berharap semoga besok Lia mau bertemu dengannya, agar ia bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Jujur saja keadaan ini juga membuatnya tersiksa. Harus menyembunyikan perasannya pada Lia. Harus berpura - pura mencintai orang lain, harus bersikap seakan - akan semuanya baik - baik saja. Dari sekian banyak manusia di dunia kenapa hanya dirinya yang tidak bisa jujur pada perasannya sendiri.
Lia kalau kamu marah seratus kali, aku bakal minta maaf seribu kali supaya kamu ga marah lagi sama aku..
***

KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH
FanfictionMeskipun hubungan mereka tidak pernah pasti, Sasha dan iqbaal tahu mereka masih saling sayang. Kali ini iqbaal memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya (sekali lagi) kepada Sasha. Apa yang akan di lakukan Iqbaal? Apakah hubungan mereka bisa ke...