Ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata ketika kita berdua.
Hanya aku yang bisa bertanya, mungkinkah kau tahu jawabnya?
Malam jadi saksinya, kita berdua diantara kata yang tak terucap.
Berharap waktu membawa keberanian untuk datang membawa jawaban.
Mungkinkah kita ada kesempatan ucapkan janji takkan berpisah selamanya?Berdua saja
-Payung Teduh-***
"Hhhhh... akhirnya selesai" ucap Lia sambil meregangkan tubuhnya dan menarik nafas lega. Shooting hari ini terasa sangat melelahkan buat Lia. Ia masuk ke ruang istirahat untuk berganti baju dan menghapus make up, di bantu Kak Ryan, MUA yang biasa bekerja dengannya. Sementara Kak Irma masih sibuk mondar - mandir menyelesaikan sisa-sisa pekerjaannya. Sesekali berbicara dengan beberapa crew, mengenai apa saja tugas Lia sebagai New Brand Ambasador sebuah produk kecantikan. Seorang staff lain datang memberinya sebotol air mineral berukuran sedang yang langsung ia habiskan. Lia mengambil ponselnya dari dalam tas dan membuka - buka media sosial. Ia mengecek notifikasi dan membalas beberapa pesan masuk yang sedari tadi belum ia buka. ada beberapa pesan dari Kak Sissy, Japra, Mama, dan dari teman-temannya yang lain. Dari Iqbaal? tidak ada. Entahlah mungkin belum. Atau memang tidak akan ada, ia tidak tahu. Tadi sebelum pergi Iqbaal mengatakan akan menghubungi Lia kalau sudah sampai di Jakarta. positif aja sha, mungkin dia belum sampai. Meskipun ia tidak mau berharap banyak kepada Iqbaal. Ia sudah terlalu sering kecewa, karena mengharapkan sesuatu yang tak kunjung Iqbaal berikan kepadanya. Jadi kali ini ia tidak ingin menaruh harapan besar kepada Iqbaal.Sebenarnya Lia masih kaget dengan kedatangan Iqbaal yang tiba - tiba tadi malam. Walau ada sedikit perasaan senang terselip di dadanya. Ia jadi bisa mengobrol Lagi dengan Iqbaal, hanya mereka berdua, sesuatu yang selalu ia rindukan selama beberapa tahun terakhir ini. Lia memikirkan semua kata - kata Iqbaal semalam. Ia tidak berbohong saat mengatakan bahwa ia merasa lega karena Iqbaal telah jujur kepadanya mengenai perasaanya. Meskipun masih ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Untunglah pekerjaan hari ini tidak terlalu berat, hanya menyisakan beberapa adegan tambahan saja. Walau hatinya sedang kacau, Lia harus tetap profesional, tidak boleh ada sedikitpun kesalahan hanya karena ia tidak fokus gara - gara memikirkan Iqbaal. Sungguh ia berusaha untuk selalu tersenyum dan ceria seperti biasanya, dia tidak mau orang - orang menjadi tidak nyaman hanya karena moodnya sedang kacau. Ia sudah dewasa sekarang, sudah 21 tahun, bukan saatnya lagi bersikap seperti anak-anak. Ternyata pura - pura bahagia itu sulit ya..
Setelah mengantar Lia tadi pagi, Iqbaal langsung pulang ke jakarta. Katanya, Ia harus menemui dan menjelaskan semuanya kepada Zidny. Lia cukup penasaran apa yang akan di katakan Iqbaal pada Zidny nanti. Apakah akan sama seperti yang di katakannya pada Lia? aah.. sudahlah.. aku tidak mau ikut campur urusan mereka. Lia menghela napas dalam. Bukannya Lia tidak mau peduli, ia hanya tidak ingin terlalu mencampuri urusan pribadi iqbaal. aku kan bukan siapa - siapanya iqbaal.
"Sha, abis ini crew pada mau makan - makan dulu, kamu mau ikut ga?" tanya Kak Irma saat ia menemui Lia di ruang istirahat. Cukup membuat Lia tersadar dari lamunannya.
"Hmmm.. boleh ga kalo kita ga usah ikut, Kak? Sha pengen ke Pandal, pengen ketemu ayah sebentar, trus langsung balik ke jakarta, nanti makannya beli drive thru atau singgah di rest area aja deh" katanya merujuk ke café Panas Dalam milik Ayah Pidi Baiq. Sepertinya Lia butuh untuk menceritakan bagaimana perasaannya saat ini, dan menurut Lia Ayah adalah orang yang paling tepat untuk mendengarkan ceritanya.
Bagi Lia, ayah adalah orang yang paling tepat di ajak bicara mengenai perasaannya kepada Iqbaal. Karena dialah orang yang pertama kali mempertemukan mereka berdua. Sedikit banyak ayah cukup berjasa dalam ambil bagian dalam hubungannya dengan Iqbaal. Meskipun pada akhirnya hubungan itu tidak berjalan sebagai mana yang ia harapkan, Lia tetap bersyukur bisa mengenal Iqbaal. Tadi sebelum shooting di mulai ia sempat menelepon, apakah ayah ada di Pandal atau tidak, ia ingin bertemu.

KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH
FanfictionMeskipun hubungan mereka tidak pernah pasti, Sasha dan iqbaal tahu mereka masih saling sayang. Kali ini iqbaal memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya (sekali lagi) kepada Sasha. Apa yang akan di lakukan Iqbaal? Apakah hubungan mereka bisa ke...