Bu Mamut

259 43 6
                                    

You know you got me in the palm of your hand
But I love those hands
But you only let me hold you when he can't
I don't understand

Mean it
-Lany and Lauv-

***

"Mau kemana dek" tanya Bu mamut ketika melihat Iqbaal yang sudah rapi dan memegang kunci mobil di tangannya.

"Mau ngajak Sasha jalan - jalan bu, Boleh ya?" Iqbaal berdiri di depan kaca, sekali lagi mengoreksi penampilannya, mencoba memutuskan apakah ia harus memakai topi atau tidak.

"Emang kalo aku bilang ga boleh, kamu bakalan nurut?" Bu Mamut menghela nafas, berusaha tetap fokus dengan ponselnya tanpa memperdulikan Iqbaal sama sekali.

"Tapi kalau Ibu ngasih izin kan aku jalan - jalannya bisa lebih tenang, jadi ga perlu mikirin yang aneh - aneh karena rasa bersalah sama Ibu" Iqbaal memutar badannya dan menghampiri bu mamut. Kadang - kadang meminta izin kepada Ibu jauh lebih susah dari pada minta izin sama Bunda. Tapi Iqbaal selalu maklum, Ibu hanya khawatir kepadanya, yang kadang - kadang agak berlebihan untuknya yang sudah berusia 21 tahun.

"Cuma di mobil aja kok, aku janji ga akan kelihatan" kata Iqbaal kepada Bu mamut yang masih sibuk dengan ponselnya, sepertinya ia sengaja tidak mau melihat Iqbaal. Iqbaal menghela nafas, ia memutuskan untuk berbalik dan meninggalkan Ibu tanpa menunggu jawabannya.

"Aku jalan ya bu, oh iya nanti aku pulang ke pondok kopi, jadi ga usah nungguin aku" katanya sambil berjalan menuju pintu keluar.

Iqbaal sudah menghidupkan mobilnya di garasi dan bersiap - siap untuk berangkat ketika ia melihat Bu Mamut keluar dari rumah sambil sambil membawa tas. Kemudian ia membuka pintu di sebelah kiri, dan duduk di depan di sebelah Iqbaal.

"Aku ikut" katanya sambil menarik safety belt lalu memasangnya melingkari tubuhnya.

"Ikut?" tanya Iqbaal keheranan.

"Iya Ikut"

"Kemana?" Iqbaal masih tidak mengerti apa maksud Ibu, ia kan mau jalan - jalan berdua sama Lia. Jangan bilang Ibu mau merusak rencananya hari ini.

"Katanya mau jalan - jalan, ya udah aku ikut, aku ga mau di rumah cuma berdua sama Ubi"

"Ya tapi kan...." Belum selesai ia bicara, ibu sudah memotong kalimatnya.

"Jemput Sasha aja dulu, biar ga kelamaan, abis itu drop aku di Menteng tempat Bapak Meeting, abis itu kamu bisa jalan - jalan berdua sama Sasha" katanya datar.

Iqbaal yang masih keheranan hanya bisa diam, sibuk mencerna dan menduga - duga apa sebenarnya yang ingin di lakukan Bu Mamut terutama kepada Lia. Ia tidak ingin berfikiran jelek terhadap Ibu, tapi sikap Ibu yang tidak biasa seperti ini malah membuatnya khawatir.

"Kok diem, Ayo"

"Oh, ok, kita jemput Sasha dulu, ya"

Selama beberapa menit tidak ada yang bicara, Iqbaal berusaha mengalihkan perhatiannya dengan ikut menyanyikan lagu - lagu yang di putar di radio tape mobilnya. Seperti biasa itu adalah lagu - lagu lawas tahun 90an yang stel ibu. Sebenarnya Iqbaal ingin sekali menanyakan maksud Ibu, kenapa Ia mendadak ingin ikut jalan - jalan, tapi tidak berani, ia takut ibu marah dan malah membuat moodnya kacau hari ini. Ia tidak ingin itu terjadi dan bisa mempengaruhi kencannya dengan Lia nanti. Itu juga kalau bisa di sebut kencan, karena sebenarnya hubungan mereka masih tidak bernama, dan hanya mengobrol di dalam mobil sambil jalan - jalan. Itu saja.

Sejujurnya hari ini adalah hari yang sudah di tunggu - tunggu oleh Iqbaal. Terakhir bertemu dengan Lia adalah minggu lalu ketika mereka berjalan keliling jakarta dengan Toyota MR 2 merahnya. Setelahnya Iqbaal sangat sibuk dengan promo Film Ali dan Ratu - Ratu Queens, dan meeting untuk Film Mencuri Raden Saleh, sementara Lia sibuk dengan beberapa photoshoot, dan menemani Japra ke sirkuit Sentul untuk memberi dukungan kepadanya, yang justru membuat Iqbaal cemburu setengah mati, meskipun ia tahu mereka tidak memiliki hubungan apa - apa. Hanya teman, sama seperti dirinya, bedanya, Japra lebih dekat karena sudah di anggap seperti keluarga oleh keluarga Lia. Dan hari ini Iqbaal memastikan Lia tidak memiliki kegiatan apa - apa, ia ingin membayar semua kerinduan di hatinya dengan menghabiskan waktu seharian ini hanya berdua dengan Lia.

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang