Rumah

365 40 0
                                    

You're my castle, you're my cabin and my instant pleasure dome
I need you in my house 'cause you're my home
You're my home

You're my home
-Billy Joel-

***

"Assalamualaikum, Kak Sha pulang"

Lia tiba di rumah pukul 8 malam. Jalanan dari Bandung menuju Jakarta benar - benar tidak bisa di prediksi. Bayangkan Bandung Jakarta di tempuh dalam waktu 4 jam karena macet, betul - betul membuat Sasha kelelahan. Maklum sudah masuk weekend. Apa lagi tadi sempat turun hujan. Walau tidak deras. Di jakarta ini sangat aneh, kalau hujan deras biasanya jalanan justru menjadi cukup lancar, karena volume kendaraan akan berkurang, tapi kalau hanya gerimis atau rintik - rintik saja, jalanan malah semakin macet karena semua kendaraan akan jalan melambat.

Lia masuk ke ruang keluarga dan melihat kedua keponakannya, anak Kak Sissy, Mayka dan Kaio sedang bermain balok. Mainannya berserakan di lantai, sementara ia tidak melihat Kak Sissy ada di sana. Ia ikut bergabung bersama mereka dan merebahkan dirinya di sofa.

"Hai Mayk, Hai kaio, lagi apa sih, lihat nih aunty ada oleh - oleh" sambil mengeluarkan mainan yang kemarin sempat di belinya untuk Mayka dan Kaio ketika baru sampai di Bandung dari dalam tas.

"Wow, I like it, thank you, aunty" Lia mencium pipi Mayka dan Kaio satu per satu.

"Walaikumsalam, baru sampe Sha?"
Lia beranjak dari sofa lalu mencium tangan dan pipi Kak Sissy yang baru keluar dari dapur sambil sambil membawa toples berisi cemilan.

"Iya, jalanan macet banget, aku sampe pegel, kelamaan duduk" Lia mereganggkan tubuhnya.

"Duh.. Kasian.. Gimana shootingnya? lancar kan?" Tanya kak Sissy lagi

"Alhamdulillah kak, lancar sih, kayaknya" jawab Lia asal - asalan.

"Kok kayaknya, emang ada masalah?"  sepertinya Lia salah menjawab karena malah membuat Kak Sissy jadi penasaran. sementara ia hanya mengangkat bahu. Lia masih belum ingin membahas apa yang sedang terjadi, tidak sekarang.

"Kamu kenapa?" Tanya Kak Sissy semakin penasaran, ia tahu ada sesuatu yang terjadi dengan adik kecilnya hari ini.

"Ga papa kakakku sayang, Sha masuk ke kamar dulu ya, capek bgt, mau bersih-bersih trus langsung tidur" katanya berusaha menghindari tatapan menyelidik dari Kak Sissy.

Sejak ayah Lia meninggal, Lia memang tinggal di Bintaro dengan Kak Sissy dan suaminya Kak Rifat bersama dengan kedua anak mereka Mayka dan Mikairo. Di rumah, Lia lebih seperti anak tertua mereka. Mengingat jarak kelahiran Lia dan Kak Sissy yang terpaut cukup jauh, 14 tahun, tapi hanya berbeda 7 tahun dengan anak pertama Kak Sissy, Mayka. Lantas tidak menghalangi kekompakan diantara mereka.  Lia sudah seperti versi kecil dari Kak Sissy karena selera mereka dalam hal apapun hampir selalu sama. Mulai dari model pakaian, soal makanan, selera musik, bahkan tipe cowok yang di sukai pun mirip. Jadi kalau ia sedang bingung memilih sesuatu, orang pertama yang di mintai pendapatnya oleh Lia adalah Kak Sissy.

Lia menghormati Kak Sissy dan Kak Rifat sama seperti ia menghormati orang tuanya.
Tinggal di rumah mereka membuat Lia nyaman, Kak Rifat sangat menyayangi Lia, bahkan ia yang membiayai semua kebutuhan Lia, termasuk biaya sekolahnya. Meski ia tetap harus menaati aturan-aturan yang ada di rumah. Karena aturan yang di buat Kak Sissy adalah titah yang tidak boleh di langgar, tapi tidak pernah memberatkan Lia. Ia tidak keberatan kalau itu untuk kebaikan semua penghuninya.

Bukannya Lia tidak mau cerita dengan Kak Sissy mengenai apa yang sedang terjadi, hanya rasanya saat ini bukan saat yang tepat, ia sudah sangat lelah kerana terlalu lama di perjalanan, lelah dengan semua kerjaan, juga lelah dengan pikirannya yang rumit. Semua itu membuat mood-nya kacau. Ternyata suasana hati yang tidak enak begini bikin lelahnya jadi terasa belipat-lipat.

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang