May I Kiss You?

347 37 4
                                    


Oh, kiss me, beneath the milky twilight
Lead me out on the moonlit floor
Lift your open hand
Strike up the band and make the fireflies dance
Silver moon's sparkling
So kiss me

Kiss me
-Sixpence None The Richer-

***

"Thanks buat hari ini ya Baal, aku seneng banget bisa lihat sunset dari tempat yang bagus kaya tadi, sunsetnya juga indah banget, aku belum pernah ke situ loh sebelumnya, seneng banget bisa lihat kota Jakarta dari tempat yang tinggi, rumah - rumah dan mobil di bawah kelihatannya jadi kecil - kecil banget, kayak miniatur, aku jadi ngerasa kayak Bruce Almighty deh"

Itulah salah satu yang Iqbaal sukai dari Lia, ia tidak pernah menutup - nutupi perasannya, selalu mengatakan apa yang ingin ia katakan. kalau ia suka, ia akan bilang suka, begitu juga kalau ia sedang sedih, akan terlihat jelas di wajahnya. Sepanjang perjalanan mengantar Lia pulang, ia terus bercerita betapa menakjubkannya langit sore yang ia lihat hari ini, betapa ia menyukai design ruangan restoran dan juga makanannya, yang katanya sangat enak. Sementara Lia terus bercerita Iqbaal hanya tersenyum sambil mendengarkan, ia sudah merasa cukup puas bisa memberi sedikit kebaahagiann untuk Lia hari ini.

"Sama - sama Lia, kalau kamu senang, aku juga senang" kata Iqbaal saat di perjalanan mengantar Lia pulang.

Sudah hampir pukul 10 malam. Kalau bersama Lia rasanya waktu berjalan terlalu cepat. Padahal setelah makan tadi mereka hanya mengobrol sambil memandangi pemandangan Jakarta yang di hiasi jutaan lampu  warna - warni dari atas. Dan tidak terasa mereka sudah harus pergi karena restauran sudah hampir tutup. Sungguh Iqbaal ingin bisa lebih lama lagi bersama Lia, kalau boleh ia ingin selama - lamanya dengan Lia.

Amiin..

jujur saja setiap kali bersama Lia, Ia lupa pada semua masalahnya. Iqbaal selalu merasa nyaman dan bisa menjadi dirinya sendiri. Tidak perlu berpura - pura dan tidak ada yang ia tutup - tutupi. Bersama Lia segalanya tampak baik dan menyenangkan. Mau mengatakan apapun jadi terasa lebih mudah, karena tidak ada beban harus menjaga perasaan orang lain.

"Ya"

"Ya, Baal?"

"Hari minggu nanti aku di undang ke aqiqah anaknya sepupu aku, kayaknya Zidny bakalan ikut, karena dia juga di undang, Ibu dan bapak juga di undang" kali ini Iqbaal dengan sangat hati - hati membuka pembicaraan yang menurutnya cukup serius, ia tidak ingin Lia salah faham.

"Keluarga kamu tahunya kamu pacaran sama Zidny juga?"

"Aku ga tau Ya, kayaknya gitu, mereka lihat di sosial media, padahal aku ga pernah bilang apa - apa"

"Jadi, kenapa kamu bilang ini ke aku?"

"Aku ga mau ada salah paham lagi, Lia, aku ga mau kamu tahunya belakangan dari Instagram, jadi lebih baik aku izin dulu sama kamu"

Lia tersenyum menatap Iqbaal "Iqbaal, kita juga ga punya ikatan apa - apa kan, jadi kamu ga harus izin aku kalo mau ngapa - ngapain"

"Aku ga suka kamu bilang kaya gitu, Ya" Iqbaal menghela nafas "buat aku kamu itu segalanya. sekarang kita memang belum bisa bersama, tapi nanti siapa tau, Ya. Aku maunya cuma sama kamu" kata Iqbaal setengah memohon.

"Iya, maaf. Makasih ya kamu udah menghargai aku. kamu juga udah jaga perasaan aku, Aku beruntung deh bisa jadi cewe yang di sayang sama Iqbaal Ramadhan" Lia tersenyum mengelus dada pertanda bahwa ia benar - benar bersyukur menjadi gadis yang spesial untuk Iqbaal

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang