Mengapa bayangmu terus ada, setiap ku memejamkan mata?
Semua kenanganmu membuat diriku tak bisa berpikir jernih
Tolong, keluar dari kepala, aku tak mau menjadi gila
Berpisah kita sakit, namun bersama kita lebih terlukaMelawan hati
-Firsa Besari feat. Prisa Mandagie***
Tidak ada yang berubah dengan Hari - hari Iqbaal setelah percakapan terakhirnya dengan Ibu. Hubungan mereka tetap baik seperti biasa. Walau Iqbaal merasa Ibu sepertinya menghindari untuk membahas lagi tentang obrolan mereka malam itu, khususnya ketika sedang ada Zidny. Bahkan ibu dengan terang - terangan menolak di ajak bicara, ketika ia berusaha menyenggol obrolan tentang hubungannya dengan Lia. Bahkan sepertinya Ibu selalu berusaha membuat ia dan Zindy jadi lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan selalu mengajak Zidny kemana saja mereka pergi.
Diluar dugaan keadaan ini ternyata membuat Iqbaal menjadi semakin Frustrasi. Ia pikir, meskipun Ibu dan Bapak tidak menyukai hubungannya dengan Lia, Tapi mereka setidaknya bisa menerima keputusannya dengan sama - sama bersikap secara profesional. Bagaimana pun Ini adalah urusan pribadinya. Ia sendiri lah yang seharusnya bertanggung jawab. Tidak sekalipun Ia meminta Ibu untuk ikut mengurusi privasinya. Tapi sepertinya Ibu tidak berpikir seperti itu. Ia menganggap bahwa apapun yang berkaitan dengan Iqbaal maka akan menjadi urusannya juga.
Sebagai manager ia bertanggung jawab terhadap semua kegiatan Iqbaal, termasuk membangun branding image dan Ibu memanganggap hubungannya dengan Lia justru akan merusak image yang telah mereka bangun bersama - sama"
Rasanya sia - sia berdebat dengan Ibu kalau sudah menyangkut masalah kerjaan. Meski sudah berkali - kali ia coba menjelaskan untuk akan mengurus sendiri urusan pribadinya dengan Lia. Tapi ibu tetap saja ngotot untuk tidak membiarakannya melakukannya sendiri. Iqbaal merasa bahwa Ibu lebih seperti harus selalu menjaga perasaan Zidny, sementara sama sekali tidak memikirkan perasannya. Akhirnya ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti aturan permainan yang telah di buat ibu untuknya demi hanya agar ia tetap bisa menghubungi Lia.
"Aku udah bilang sama Ibu, kalau kita sebenarnya ga pacaran" kata Iqbaal di dalam mobil, ketika mereka berjalan - berjalan ke pusat kota malam itu. Sebenarnya bisa saja mereka semua berada dalam satu mobil, boleh naik mobil Iqbaal saja, atau naik mobil Bapak. Tapi lagi - lagi ibu berkeras kalau ia juga ingin merasakan jalan - jalan dengan mobil tua mereka hanya berdua dengan Bapak "kita kan pengen pacaran juga" katanya kepada Iqbaal dan Zidny. Yang di anggap Iqbaal hanya alasan yang ia buat - buat supaya Iqbaal bisa berdua saja dengan Zidny. Jadilah mereka jalan - jalan beriringan seperti convoy Motuba, Mobil tua bangka. Ibu dan bapak dengan mobil mereka, Iqbaal dan Zidny berdua saja mengendarai si Geulis.
"Aku tahu, tiga hari yang lalu ibu juga udah cerita sama aku" Zidny terlihat tidak tertarik untuk membahas soal itu sekarang, tapi ia tetap melanjutkan.
"Ibu juga marah ke aku, katanya aku ga jujur soal hubungan kita, dan kenapa aku mau bantuin kamu sama Sasha tanpa bilang dulu sama Ibu" katanya menghela nafas.
"jadi?" Iqbaal menaikan satu alisnya, ia heran kenapa ibu menuduh Zidny berbohong padanya.
"Ya aku merasa, karena ini urusan pribadi kita, ya berarti tanggung jawab kita. jangan sampai nyusahin ibu lagi. Tapi kayaknya ibu ga berpikir begitu, dan aku tahu itu, itu sebabnya aku larang kamu memberi tahu ibu" katanya melirik Iqbaal.
"Tapi karena udah terlanjur, ya udah, gimana lagi" kata Zidny dengan nada menyindir yang bisa di artikan Iqbaal sebagai umpatan 'dasar bego' kepada dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH
FanfictionMeskipun hubungan mereka tidak pernah pasti, Sasha dan iqbaal tahu mereka masih saling sayang. Kali ini iqbaal memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya (sekali lagi) kepada Sasha. Apa yang akan di lakukan Iqbaal? Apakah hubungan mereka bisa ke...