Pemilik Sebenarnya

302 44 3
                                    

We got it wrong and you said you had enough. But what about these feelings I’ve got? I couldn’t be more in love.

I couldn't be more in love
-The 1975-

***

Sudah hampir pukul 7 malam, tapi Lia belum juga menghubunginya. Sepertinya ia benar - benar sedang marah. Tidak biasanya Lia bersikap seperti ini. Tapi kenapa? apa yang membuat Lia tiba - tiba begitu? Rasanya selama satu bulan ini mereka baik - baik saja, seingat Iqbaal, ia tidak membuat kesalahan apapun. Apa mungkin Lia melihat sesuatu di media sosial? Atau ada kegiatannya yang lupa ceritakan pada Lia?

Iqbaal mengambil ponselnya, membuka - buka beberapa media sosial, mencari tahu kalau - kalau ada foto atau video yang tidak seharusnya di lihat oleh Lia. Atau hal - hal yang luput dari perhatiannya. Tetapi sepertinya tidak ada, Ia tidak menemukan apa - apa yang sekiranya bisa membuat Lia marah. Meskipun memang ada beberapa foto atau video dirinya bersama dengan Zidny. Tetapi apa yang dilakukan Iqbaal, semuanya atas sepengetahuan Lia. Ia sudah berusaha untuk selalu terbuka dengan Lia, tidak ada yang di tutup - tutupi, termasuk apa saja yang di lakukannya setiap hari, terutama ketika ada Zidny.  Walau Lia tidak pernah meminta Iqbaal untuk melaporkan apa saja kegiatannya setiap hari, tapi ia merasa perlu untuk memberi tahu Lia. Ia tidak ingin Lia mengetahui apa yang di lakukannya dari media sosial.  Apalagi banyak sekali akun - akun fanbase yang entah dapat dari mana, ada saja yang bisa mengetahui keberadaannya dan apa yang di lakukannya, di tambah caption - caption berlebihan yang lebih sering tidak sesuai dengan fakta.

Lia, please kamu kenapa?

Iqbaal memutuskan untuk menelepon Lia. Tidak terhubung, meski ia berkali - kali mencoba. Sepertinya Lia mematikan ponselnya. Tapi Iqbaal tidak kehilangan akal, ia mencoba menelepon Kak Cindy. Tadi Lia berkata kalau ia akan pulang dengan Kak Cindy, kalau Lia tidak berbohong, itu artinya sekarang Kak Cindy sedang bersama Lia. Sekali dua kali ponselnya berdering, tapi tidak di angkat. Iqbaal mematikan teleponnya, kemudian mencobanya lagi. syukurlah kali ini berhasil.

"Halo?" terdengar suara Kak Cindy dari seberang telepon.

"Kak, lagi sama Sasha?" tanyanya Langsung.

"Eh?" Iqbaal menghela nafas, Kak Cindy pasti heran ada orang tak di kenal yang tiba - tiba nanyain Sasha.

"Sorry.. sorry Kak, Assalamualaikum, Ini Iqbaal Kak"

"Oh, elo Baal, walaikumsalam, kirain fans berat mana, tiba - tiba nanyain Sasha"

"Hehehe, Iya.. Iyaa, anggap aja aku fans beratnya"

"Hahaha, Dasar elo ya, ada apa nih tiba - tiba nyariin Sasha?"

"Aku janji mau jemput Sasha abis shooting kak, tapi aku telepon hp nya mati"

"Yah, kita udah pulang Baal, Sasha ga bilang kalo mau di jemput sama Lo"

"Yah, sekarang Kakak dimana nih?"

"Ini lagi singgah dulu ke Fruit Market, mau beli buah - buahan, rencananya kita mau langsung rumah sakit jenguk Kak Sissy"

"Oh.. gitu, hmm aku boleh nyusul kerumah sakit? tapi please jangan kasih tau Sasha dulu ya Kak"

"Baal.. Baal.. elo tu ya, kebiasaan, ya udah"

"Hehehe, thank Kak Cin, I love you"

"Huweeek, iya.. iyaa...udah cepetan, Buru!, kita udah mau deket ni"

"Siap boss!"

Iqbaal mematikan panggilan. Sungguh ia berterima kasih kepada orang - orang terdekat Lia. Meskipun Hubungannya dan Lia pernah berantakan, Tetap saja mereka baik Kepadanya. Mungkin ini juga yang membuat Lia begitu baik, karena orang - orang di sekelilingnya juga positif.

RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang