BAB 3. Kiara

1.9K 229 45
                                    

Nah, Rabuuuuu
Saat nya cerita Probabilitas Hati Maju!!!!

Semakin banyak komentarnya,semakin bahagia author nya, semakin semangat  buat nulis ceritanya...🤩🤩🤩

Yuks, jangan lupa kasih vote juga ya...



Selamat membaca
Luv💜Octoimmee




♡♡♡









Kiara menyesap kopi yang baru ia seduh dari kompor portabel kecil miliknya. Ia beruntung masih menyimpan peralatan Camping semasa kuliah dulu.

Ia suka menjelajah bersama teman teman Mapala dikampusnya. Hanya saja hobby itu tak pernah lagi ia tekuni sejak ia harus bekerja.

Mungkin banyak yang tidak percaya jika ia memiliki kemampuan bertahan hidup di alam liar. Kiara mengikuti pelatihan survival skill. Tubuh mungilnya mengecoh banyak pandangan mata, Kiara seolah gadis mungil rapuh yang perlu dilindungi.

Tenda dome nya yang berwarna oranye masih bagus dan sudah terpasang dengan rapi. Sleeping bagnya sudah ia siapkan.

Kiara memandang ombak dari posisi duduknya, terasa nyaman.

Ia bersyukur ia tak pernah keluar dari grup chat Mapala Biru Langit nya dulu.

Ia merasa tidak enak jika harus keluar dari grup itu meskipun ia sama sekali tidak aktif. Ia hanya menjawab jika namanya di mention di grup, selebihnya ia menjadi sider.

Entah beruntung atau tidak ia bisa melarikan diri dari kenyataan yang baru saja ia tau,   dan disinilah ia kembali mengenang masa indah itu bersama yang lain.

Meskipun dengan alasan yang menyedihkan, ia butuh waktu sendiri dan butuh sesuatu yang bisa mengalihkan pikirannya.

Ditengah hancur hatinya ia melihat chat jika malam ini ada acara di pantai ini.

Alih-alih memilih gunung, karena dipastikan banyak yang tidak ikut. Mereka memilih pantai, dan benar banyak yang bisa bergabung.

Anggota grup itu terus bertambah, bukan dari angkatan tertentu saja, tapi dari semua angkatan yang adalah alumni Mapala. 

Meskipun tidak semua bisa hadir, tapi setidaknya ada tempat dimana ia bisa sendiri bersama alam, dan Kiara sangat menyukai nya. Merenung bersama alam  selalu berhasil menenangkan resahnya.

Ia belum pernah cerita pada sahabat sahabatnya tentang kegiatan Mapala nya, karena Kiara tak pernah mengira ia bakalan ikut lagi.

Mengapa?

Karena ia fokus pada pekerjaannya, ia harus membuktikan sesuatu jika ia bisa mandiri. Jika ia bukan gadis manja yang tak tahu bekerja keras.

Ia mau membuktikan ia mampu. Hingga tiba saatnya, dimana semua akan menjadi tanggung jawab nya.

Tanggung jawab ya?

Kiara menghirup udara pantai yang khas, paru-parunya terasa lapang.

Apakah dirinya sudah mampu?. Ia selalu bekerja keras untuk bisa mencapai posisi ini. Semua ia kerjakan dengan senang hati.

Terlebih ada seseorang yang membuatnya bisa bertahan dari rutinitas yang membosankan, hidupnya habis untuk memperhatikan seorang yang bernama Tama.

Kiara tersenyum miris.

Dua tahun!

Dua tahun pusat hidupnya adalah Tama.

Dan ternyata itu sia sia.

Dirinya hanya dianggap sahabat.

Kiara tersenyum sedih.

Entahlah

PROBABILITAS  HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang