BAB 8. TAMA

1.7K 238 36
                                    

Haiii....

Sorry tadi ke pencet publish padahal belom siap
Hahahahhaaha🤣🤣🤣😄😄✌

Seperti biasa, cek bab sebelumnya kalau lupa dengan alur ceritanya ya..

Terkhir, Tama nginep di apartemen Kiara habis makan martabak telor sama sup ayam jahe...😁😁

So kita lanzut ken ya...

Jan lupa vote sama komen yang banyak,

Aku jadi semangat!!!

Selamat membaca
Luv💜Octoimmee

.
.
.



***

Rian dan Bagas menaikkan alis saat melihat Tama membuka pintu mobilnya dan yang turun dari sana adalah Kiara.

Tama membantu Kiara turun, lalu tetap menggandeng tangan Kiara, dan Rian tahu pasti kemana tujuan mereka berdua, sarapan pagi di tukang bubur ayam yang mangkal dideretan samping gedung.

Rian tersadar saat Bagas menyikut tangannya. Lalu mengangkat dagu nya menunjuk ke arah kedua orang yang belakangan tudak pernah terlihat berdua.

Rian mengangkat bahunya.

"Gas!! Sudah sarapan?"
Kedua nya menoleh ke pemilik suara cempreng yang berteriak dari arah belakang mereka.

"Tumben nanya gue?". Sinis Bagas pada Andin yang datang bersama Ani.

"Kamu marah ya tadi malam aku cuekin?" Andin menaikkan alisnya dengan senyum jahil.

"Cieeee...sudah kirim-kirim pesan aja nih, gue ketinggalan berita apa???". Tanya Rian dengan senyum tampak menyebalkan di mata Bagas.

Bagas mencebik kesal. "Ck! Apaan sih? Andin nawarin teh herbal, kebetulan stok teh herbal mama habis, jadi gue pesan sama dia..."

"Hah? Sudah sampai segitunya? Sudah dekat sama mama ?". Rian memasang wajah pura-pura terkejut. Belum puas dia membuat Bagas uring-uringan.

"Tau tuh Bagas, pake kasih nomor mama nya lagi..." Andin ikut menambahi dengan senyum miring, membuat Bagas menggaruk kepala.

"Gue mana ngerti teh herbal, namanya aneh-aneh, dari pada bolak-balik nggak jelas, ya gue kasih saja nomor mama, gue pusing ditanya-tanya..."

"Wah cara lo perlu ditiru jugak, Gas. Cara jitu mendekatkan pasangan ke orang tua..". Rian menepuk pundak Bagas dengan wajah sok serius.

Menyadari jika Rian dan Andin bersekutu, Bagas mengangkat tangannya menyerah. Sebaiknya ia undur sebelum ia semakin menjadi bulan-bulanan.

"Yok mau sarapan kan?". Seru Bagas ketus.

Rian dan Andin  terbahak saat Bagas langsung meninggalkan mereka menuju tempat sarapan.

Ani hanya bisa Geleng-geleng kepala melihat tingkah Rian dan Andin yang kompak mengganggu Bagas pagi ini.

Mereka pun menyusul Bagas yang berjalan mendahului mereka.

Andin berlari mensejajari langkah Bagas. Gadis itu paling senang menganggu Bagas si anak mama.

Bukan Andin namannya jika tidak membuat Bagas lebih kesal lagi, entah apa yang dikatakannya, yang membuat Bagas mempercepat jalannya.


***

Tama pasrah ketika sarapan paginya dengan Kiara ternyata tidak bisa hanya berdua saja, rombongan empat orang yang datang dengan berisik membuat sarapan pagi yang tadinya tenang kini ramai bagai di pasar pagi.

PROBABILITAS  HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang