BAB 79

861 105 24
                                    

.
TERIMA KASIH BUAT YANG MASIH MENUNGGU 💜💜💜

TERIMA KASIH BUAT VOTE DAN KOMENTARNYA 🤗

CERITA INI SUDAH TAMAT, TEMAN-TEMAN DAPAT MEMBACANYA DI KARYA KARSA.

SELAMAT MEMBACA
LUV💜OCTOIMMEE




.
.
SEBELUMNYA..

>>>>>>>>>>>>>

Tama tersenyum melihat Kiara yang tertidur pulas di samping nya. Sementara ia mengemudi dengan hati-hati agar manuver-manuvernya saat menyalip mencari jalur kosong tidak membangunkan wanita yang terlihat manis saat terlelap ini.

Ah... disaat tidak terlelap pun, Kiara selalu manis.

Kiara manis saat menemani nya makan siang di kantor, manis saat belanja di pasar tradisional, manis saat masak di dapur, manis saat memperhatikan sahabat-sahabatnya. Manis saat tertawa, pokoknya Kiara paling manis diantara semua wanita yang ia kenal.

Fix dirinya kini kena virus yang mematikan radarnya dari wanita lain. Dalam benaknya kini hanya Kiara dan Kiara. Kemana saja dirinya selama ini?. Jika Bagas ada disini, pasti dirinya sukses jadi bulan-bulanan pria tak berakhlak itu.

Matanya kembali melirik Kiara, ia kembali tersenyum seperti manusia kurang waras. Ia tersenyum saat mengingat bagaimana Kiara salah tingkah saat ia menggoda, dan bagaiman pipi itu memerah saat ia melontarkan kata-kata yang selama ini tidak pernah terucap pada wanita lain.

Ia mengerti kegelisahan Kiara sejak tadi. Dan Kiara tidak tahu bagaimana dirinya berusaha keras untuk menahan mulutnya agar tidak mengatakan isi hatinya saat itu juga, saat ia melihat Kiara keluar dari pintu itu dan berada dalam pelukannya.

Ia ingin mengatakan hal itu pada situasi yang lebih intim, bukan di tengah hingar-bingar lautan manusia yang hilir mudik di bandara.

Ia ingin mengatakan semuanya ditempat yang lebih pribadi, karena ia ingin memberi kesan yang sempurna bagi Kiara.

Ia naikkan jaket yang menutupi tubuh Kiara dengan satu tangannya dan tetap berkonsentrasi pada jalan yang ada di depannya.

Aroma perfum Kiara memenuhi mobil nya, dan ia sangat menyukainya.

Aroma yang menenangkan. Aroma yangmembuatnya memandang hidup lebih mudah, karena ia tahu Kiara kan sangat luar biasa jika menjadi pendampingnya.

Senyum kembali terulas di bibirnya.

Setelah dua tahun, semoga ia belum terlambat untuk mengungkap rasa.

Semoga Kiara juga merasakan hal yang sama dengannya.

Dan ada banyak semoga yang lain yang berkecamuk dalam pikirannya saat ini. Antara bahagia dan takut bercampur jadi satu. Sejak tadi perasaan ini membuat perutnya terasa sakit.

Diliriknya sekali lagi wanita cantik disampingnya yang masih tertidur dengan lelap, kembali harapannya membuncah, harapan bisa merajut masa depan dengan wanita pilihannya.

Mungkin sejak lama hatinya sudah memilih, tapi dirinya bodoh tidak memahami perasaannya sendiri. Jika Bagas mengejeknya kali ini, ia akan dengan besar hati mengakui kebebalannya. 

.

.

********

.

.

Meskipun demamnya tidak terlalu tinggi, tetap saja Tama merasa cemas. Kiara sudah tidak buang-buang air lagi, hanya lemas.

PROBABILITAS  HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang