BAB 7. KIARA

1.7K 223 38
                                    

Satu minggu tak bertemu dengan cerita ini....

Silahkan di ulang lagi bagi yang sudah lupa..😂😂✌





BAB 7.  KIARA

***

Kiara memandangi Tama yang terlihat sangat lelah. Cekungan dibawah matanya, wajahnya yang terlihat kasar, kemejanya terlihat kusut dengan dasi yang tersimpul kurang simetris.

Kiara memandang martabak telor yang sudah ia siapkan.

Apakah ia harus membangunkan Tama ?

Biasanya Kiara akan menyuruh Tama mandi dengan air hangat dan membuatkan sup ayam dengan jahe yang banyak.

Tama akan tidur lagi dengan selimut yang Kiara beli sewaktu ia kunjungan ke Lombok dua tahun lalu, ia menyebut nya selimut Tama. Lalu besok hari Tama akan bangun dengan lebih segar.

Kiara merasakan matanya menghangat.

Sadar jika hatinya tak sekuat yang ia kira.

Pria itu bukan miliknya. Meskipun hati Kiara belum bisa melupakan rasa cinta yang masih sebesar dahulu.

Salahkah ia menghindar dari Tama?.

Ia merasa tidak punya keberanian lagi ketika harus bertemu dengan Tama. 

Kiara takut nanti ia tidak bisa menahan rasa sedih dan kecewanya.

Ia masih belum sanggup jika harus melihat Tama dan Sonya bersama.

Bilang saja ia pengecut. Nyatanya ia memang menghindari Tama.

Tak semudah orang diluar sana mengatakan, move on dong!, jadi perempuan harus tegas!, harus berani jangan menye-menye!

Idealnya seperti itu.

Tapi kadang orang lupa, harus ada proses dibalik sebuah keberanian, ada jalan terjal dibalik sebuah keberhasilan.

Dan Kiara tahu jika sekarang dirinya tengah menjalani proses itu.

Sejak pulang dari Bali, Ia menghabiskan waktunya diruangan Remy sang General Manager dengan banyak hal yang memang harus dipersiapkannya.

Belum pertemuan pertemuan lain yang di atur Papa nya. Kiara menghabiskan seluruh pikirannya untuk seluruh tanggung jawab yang sudah ia setujui.

Mungkin ini memang waktunya.

Sudah cukup dua tahun ia membangun karir dari bawah, tanpa ada yang tahu siapa dirinya.

Dia sudah banyak melihat, apa yang harus dikerjakannya. Ia mulai memahami keadaan.

Kiara tidak tau apa yang harus dilakukannya sekarang.

Tama tertidur, ia bisa melihat betapa kelelahannya Pria itu.

Kiara akhirnya mengalah, ia menuju ke dapurnya dan membuatkan sup ayam jahe.

Tama sahabatnya bukan? seorang sahabat tidak masalah jika memperhatikan kesehatan sahabatnya.

Kiara tersenyum miris.

Kiara bisa melihat Tama tidak memperhatikan pola makan dan istirahat nya.

Apakah Sonya tidak memperhatikan Tama?.

Kiara menggelengkan kepalanya, segera ia menepis pikiran itu, tangannya terus bergerak menyiapkan menu sehat untuk Tama.

Kiara senang ketika Tama datang, tapi jauh di dalam hatinya tidak berharap kejadian seperti ini, Tama datang membawa makanan kesukaannya.

Kiara tidak mau menerima sikap manis Tama yang masih berbaik hati menemuinya di apartemen.

Kiara berharap Tama menjauhinya, karena Kiara tidak ingin membuat Tama dan Sonya tidak nyaman.

PROBABILITAS  HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang