BAB 25

1.3K 201 9
                                    

...

.

***

.
.

"Makanannya Udah dihabisin Ki?"

"Obatnya ada 4,Jangan lupa"

"Jangan ada yang dilewatkan.."

"Habis itu banyak minum ya.."

"Kalau ada apa-apa cepat telepon aku, kalau emergency aku usahakan cepat datang.."

"Iya, habis ini kamu istirahat. Tidur lagi, jangan ngerjain apa-apa dulu,. supaya sakitnya nggak lama-lama"

"Humm.. Aku tutup dulu ya, Ki.."

"Aku sudah makan siang, ya. Aku tutup dulu, see you..".

Tama meletakkan kembali ponselnya di atas meja.

"Gimana tadi, Nya.  Sudah sampai di mana tadi?".

Sonya menyerahkan berkas yang ada di tangannya.

"Oh iya mengenai anggaran dana dan persetujuan, semua sudah oke, hum...ini....oke.."

"Berarti tinggal Ryan yang ke bank,  setelah itu semua sudah oke.."

"Oke, terima kasih Nya". Tama membuat paraf di beberapa bagian.

"Sama-sama Mas..". Jawab Sonya.

"Mas Tama belum makan siang, kan?"

"Oh, aku sudah pesan tadi, tinggal nunggu aja, nanti OB yang bawa makanannya ke sini". Sahut Tama, matanya masih sibuk melihat data.

"Padahal aku sudah bawain mas Tama bekal makan siang..".  Cicit Sonya tak berani mengangkat wajahnya.

"Oh ya ?. Kenapa nggak bilang dari tadi?".  Tanya Tama.

"Habis Mas Tama dari tadi sibuk banget kelihatannya,  dan aku juga lupa.."

"Ya udah bawa sini bekalnya, sayang kalau nggak dimakan. Mama kamu yang buatkan ya?"

"Iya ,mas"

"Lain kali tidak usah ya, Nya. aku nggak enak ngerepotin mama kamu". Ujar Tama

"Nggak kok, Mamaku emang suka masak Mas. AKu pernah cerita Mama pernah buka catering kan?. Cuma sekarang mama nggak jalanin lagi karena udah capek katanya"

"Tapi tetap saja aku merasa nggak enak.."

"Nggak apa-apa mas aku ambilin dulu sebentar ya.  Boleh aku makan siang di sini?" Tanya Sonya sebelum beranjak keluar ruangan.

Mereka berdua sedang berada dalam ruangan Tama.
Tama mengangguk. "Tentu saja Kamu boleh makan siang di sini"

Sonya tersenyum dan  segera keluar meninggalkan Tama yang sedang merapikan berkas-berkasnya, ia masih menandai mana yang sudah ia kerjakan dan mana yang harus ia kerjakan selanjutnya .

Tak lama Sonya pun datang membawa dua kotak bekal.  Dan tak lama menyusul juga seorang OB, mengantarkan pesanan Tama.

"Kamu sudah makan siang Ben?".
Tanya Tama.

"Belum Pak,  sebentar lagi".
Jawab Beni sang OB.

"Udah kamu nggak usah beli lagi, kamu makan punya saya saja."

"Beneran nih pak ?". Tanya Beni dengan wajah semringah. Tama mengangguk. "Iya itu buat kamu saja"

"Terima kasih banyak nih pak, Wah jarang-jarang saya bisa makan jepang tanggal tua begini". Katanya sambil terkekeh.

"Saya permisi dulu ya Pak, Sekali lagi terima kasih".

"Sama-sama.." Jawab Tama.

Lalu Beni meninggalkan ruangan dengan wajah berseri.

PROBABILITAS  HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang