BAB 68

961 154 40
                                    

Olaaaaaa....

Jangan lupa vote dan kasih komentar nya ya kakak💜🥰🥰🥰

Selamat membaca
Luv  💜  Octoimmee

.
.
.



Sebelumnya...

===============

Terima kasih untuk makan siang nya..." Ucap Tama sambil mendorong kursinya mundur.

"Tama...." Lily meraih tangan Tama, mencegah pria itu pergi.

"Maaf.." Ujarnya sambil menatap Tama dengan ekspresi memohon.

"Please, jangan pergi..."

"I have to go, Ly. Ada pertemuan yang nggak bisa aku tunda. Sekali lagi terimakasih"

Tama beranjak bangkit dari kursinya. Lily Tidak melepaskan tangannya dari Tama, ia semakin mengencangkan genggamannya.

"Tam, I need your help"

.
.
.
==============

Tama bergeming, ia bisa melihat wajah Lily yang berbeda dari apa yang ia tampilkan sejak mereka bertemu.

Lily kini tampak putus asa. Matanya terlihat berkaca-kaca.

"Aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan, Tam. Dan aku benar-benar butuh bantuan kamu." Wajahnya terlihat memelas, membuat Lily terlihat menyedihkan di mata Tama.

Apa yang terjadi pada Lily?

Harusnya wanita ini bahagia, karena sejak dulu Lily adalah sosok wanita yang tahu benar apa yang ia inginkan.

Lily adalah wanita independent yang segala keputusannya berdasarkan pertimbangan yang matang, dan meskipun berbeda dengan pendapat orang lain, Ia tetap menjalankan apa yang ia anggap benar.

Di mata Tama, Lily jarang sekali salah dengan pilihannya, Lily selalu punya insting yang bagus.

Dan jika kini Lily terlihat desperate, Tama seolah tak mengenal wanita ini lagi.

"Aku nggak tahu harus minta tolong pada siapa lagi,Tama..."

Tama menatap Lily dalam diam.

"Pertemuan kita beberapa hari yang lalu, aku anggap sebagai jawaban atas doa-doa ku.." Suara Lily semakin pelan.

Tama menarik tangannya dari genggaman Lily secara perlahan.

"Tam...." Lily memohon agar Tama tidak melepaskan tangannya.

Tapi Tama tetap menarik tangannya

Lily pasrah, ia menunduk kalah.

Tama melipat kedua tangannya di dada.

"Tell me, what do you need from me?"

Seketika Lily mengangkat wajahnya. Ia terkejut.

Ia mengira Tama segera pergi. Tapi ternyata Tama memilih mendengarkannya. Ia tahu sedalam apa dulu ia menyakiti Tama.

Kembali harapan yang tadinya redup, kini mulai menyala lagi. Ia tahu sejak dulu Tama selalu bisa diandalkan.

"Ini tentang putraku, Daren.."

Lily menatap Tama seolah menanti bagaimana reaksi Tama soal putranya.

Dan ia bisa melihat jika Tama tampak tenang, dengan ekspresi yang sulit ia baca. Padahal dulu ia sangat mudah membaca isi hati Tama.

Mungkin karena dulu Tama sangat mencintainya? hingga ia dengan mudah membaca suasana hati pria paling setia yang pernah ia jumpai.

Ketika melihat Tama biasa saja, ia melanjutkan kembali.

PROBABILITAS  HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang