BAB 57

1.2K 189 14
                                    

...
Sebelumnya...

==========
.
Tama menatap mata Kiara dengan tatapan putus asa.

"Aku nggak bisa menahan keinginan aku untuk ketemu kamu, aku..aku rindu Ki.."

Kiara menggelengkan kepalanya, ia harus pergi, sebaiknya ia masuk ke kamarnya.

"Ki...kamu bisa kasih tahu kenapa aku bisa begini?"

Kiara tentu tidak tahu, dan ia tidak Mau tahu.

Kedua anak manusia itu tampak saling tatap dalam pikiran yang sulit untuk mereka pahami.

Kiara yang telah memutuskan melupakan perasaannya pada Tama.

Tama yang merasa jika ia takut kehilangan Kiara.
.
========
.
.

.
**
.
.

Sonya tak menyangka jika istirahat siang ini, ia dipanggil keruangan Tama.

Apakah Tama akan mengajak nya makan siang?

Ia sungguh harap-harap cemas dengan  hal itu.

Ia sudah menyempatkan diri untuk touch up, seperti yang selalu dilakukannya saat akan bertemu Tama. Ia selalu berusaha tampil menarik dimata pria yang telah
Membuatnya jatuh cinta itu.

Lalu memastikan jika tubuhnya wangi, dan rambutnya tersisir dengan  rapi.

Dengan jantung bedebar ia melangkahkan kakinya menuju ruangan Tama.

Ada tulisan manager dan di bawahnya tertulis nama Tama.

Diketuknya pintu berwarna coklat  gelap berpelitur itu.

Lalu ia mendengar suara yang menyuruh nya masuk.

Sonya membuka pintu "Selamat siang, Mas Tama.." Tak lupa ia semakin senyum diwajahnya.

"Hum, masuk.." Tama sedang mengerjakan sesuatu dengan serius di balik meja itu.

Senyum nya langsung surut, Tama bahkan tak melihat ke arahnya, meski kesal Sonya melangkah masuk, bukan kah selama ini Tama memang seperti itu?

"Mas Tama panggil aku ya ?"

"Iya, kamu duduk.." Sahut Tama, dan masih tanpa mengangkat wajahnya.

Sonya patuh, ia pun duduk di salah satu  kursi yang terdapat di depan meja Tama.

Ada dua kursi berwarna biru yang di letakkan persis di depan meja Tama. Sonya menyilangkan kakinya, menyandarkan punggungnya dengan nyaman.

Tama tampaknya masih akan menyelesaikan  pekerjaannya.

Sonya membiarkan saja, selain ia tak mungkin menyela Tama. Ia juga suka mengamati wajah Tama.

Mengapa wajah Tama yang serius seperti ini sangat menggoda?

Sikap acuh Tama lah yang membuat Sonya suka dan jatuh sejatuh-jatuhnya.

Tama adalah semangat Sonya untuk datang setiap hari dan doping baginya saat harus lembur. Bahkan ia menantikan saat harus menemani Tama keluar kota.

Ia sangat menyukai saat ia duduk disamping Tama yang menyetir mobil, lalu mereka bercerita tentang banyak hal.

Lalu perhatian-perhatian Tama yang membuatnya merasa sangat istimewa. Jangan salahkan dirinya yang terbawa perasaan dan terlena.

Belum lagi  saat berada didekat Tama , ia bisa
mencium aroma parfum Tama yang sangat ia kenal, aroma rempah manis dan bercampur aroma tubuh Tama sendiri, selalu berhasil menimbulkan gelenyar-gelenyar di tubuhnya.

PROBABILITAS  HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang