53

1.2K 194 24
                                    

HAIIII......

TETAP SEMANGAT DUKUNG CERITA INI YAAAA

MASIH ADA YANG  NUNGGU??

JIKA TIDAK ADA LAGI,  APA SAMPAI DISINI SAAJJJAAAAAA?????

KASIH VOTE DAN KOMENTAR YANG BANYAK YA,  SUPAYA AKU TETAP SYEMANGHAATTTT UNTUK POST DI LAPAK INIIIIII....

SELAMAT MEMBACA

LUV OCTOIMMEE

.

.

.

SEBELUMNYA

==============================================

Sementara Tama kembali mencoba menyalakan Ponselnya, dan akhirnya ponselnya bisa menyala. Meskipun ikon baterai menampilkan warna merah.

Dan saat itulah ingatan nya muncul

Shit!!!

Tama sontak berdiri.

Buru-buru ia menghubungi satu nomor, dan ia ia tak bisa terhubung. Di cobanya sekali lagi

Oh Tuhan, ini sudah hampir jam setengah sembilan malam, harusnya ia berada di bandara jam lima sore!!

Dilihatnya room chat dengan Kiara.

Keningnya berkerut karena tak ada satupun pesan ataupun panggilan dari Kiara.

Seharusnya Kiara menelepon atau mengiriminya pesan jika ia tidak datang menjemput kan?.

Percakapan terkhir disana adalah saat dirinya membalas pesan Kiara yang mengatakan jika Kiara akan masuk pesawat, dan ia membalas jika datang jam lima untuk menjemput.

Goblok!

=================================================

.

.

.

.

Kiara menatap kotak makan siang yang dikirim Tama padanya.

Saat ia mengecek ponselnya tadi pagi, ia melihat ada banyak panggilan dan pesan dari Tama.
Ia belum sempat membalasnya karena ini hari senin.

Hari dimana pekerjaan seakan sangat bersemangat membuat dirinya berlari bagai kuda.

Bahkan ia memilih berangkat lebih pagi lagi, agar bisa memulai pekerjaan nya yang sduah ia tinggal selama satu minggu.

Memang ia sudah mendelegasikan tugasnya, tapi tetap saja ada beberapa hal yang harus ia selesai kan sendiri.

Karena itu sejak tiba di kantor ia telah tenggelam dengan semua pekerjaan nya.

Lagipula Kiara merasa ia tak lagi bisa melihat Tama seperti sebelumnya lagi.

Ia tidak menyangkal jika dirinya sangat kecewa dengan kejadian kemarin.

Bukan dirinya yang minta di jemput, Tama yang memaksa akan melakukan nya.

Lalu...

Kiara menggelengkan kepalanya. Mengenyahkan suara wanita yang menjawab panggilannya.

PROBABILITAS  HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang