"Mencintaimu adalah keputusasaan yang tak mampu kuhentikan,"
"Kecuali dengan kamatian." ~Fania
Ini adalah hari minggu, sangat pas untuk berlibur menghabiskan waktu bersama teman, keluarga dan kekasih. Tetapi, Hari buruk untuk mereka yang bekerja terlalu keras hingga menikmati hari libur ditempat kerja. Adapula pengangguran, hanya melewati waktu tanpa gairah. Tidak memikirkan tanggal merah. Atau mungkin sudah melupakan hari yang sedang berjalan? entah
Alina salah satu contoh ketiga, dia pengangguran sekarang. hey! Jangan salah, walau tidak memiliki pekerjaan. Dia adalah pengangguran tersibuk didunia. Terbukti pagi-pagi sudah mengendarai mobil sport hitam keluaran terbaru Hyundai.
Ditemani kendaraan lain, dia terus menancap gas dengan kecepatan sedang. Kacamata hitam bertengger dihidung mungilnya. Hari ini sangat santai, suasana hati serasa damai. Tidak setentram hatinya, pikiran Alina berkelana memproses banyak hal. jika saja otak ini buatan manusia biasa, mungkin sudah meledak dan hancur berkeping-keping. Syukurlah, kehebatan Tuhan menjadi alasan mengapa pusat syarafnya masih berjalan baik.
Bagaimana tidak, dua hari yang lalu dia menemui Adam Luis. Ahli mesin handal dan hebat dikota ini. Sengaja memilih pria itu untuk memeriksa mobil Fania, kendaraan yang menyebabkan mereka kecelakaan. Ini merupakan misi pertamanya mencari tahu kebenaran. Dan keterangan Adam tidak banyak membantu, malah membuat segalanya terasa rumit dan berlika-liku.
"Jika mobil biasa, pasti sudah hancur parah," Adam berkata, sambil mengelap tangannya dengan kain penyerap.
"Tidak usah bertele-tele, jelaskan secara detail," pinta Alina gemas.
"Tak ada yang salah, mungkin karena pengemudi lepas kendali,"
Tak mungkin! Dia menolak penjelasan Adam "Bagaimana dengan remnya?"
"Rem? Berfungsi dengan baik kok. Tak ada kerusakan apapun dalam mesin,"
"Kau harus periksa lagi! saat itu rem mobil ini tidak berfungsi," Alina yakin sekali, saat itu Fania mengatakan rem tak berfungsi. Dia tak mungkin berbohongkan?
Adam Luis menggeleng yakin, "rem bekerja dengan sempurna. Kabel dalam keadaan utuh dan mur masih berada pada tempatnya," jelasnya, dia begitu percaya diri pada kemampuannya dengan pengalaman 25 tahun.
Bagaimana bisa? Tubuh Alina kaku, semua terasa aneh.
"Apa kau curiga ada seseorang yang berniat mencelakaimu?" Adam bertanya serius, Yang dijawab dengan senyum tipis Alina "Tidak, kupikir remnya memang berfungsi dengan baik."
Sudah dua hari pula Alina tak tidur sebab kalimat Adam Luis. Jadi? tidak ada problem dengan pedal rem? Lantas mengapa Fania mengatakan remnya tak berfungsi saat itu? Apa dia sengaja ingin membuat mereka kecelakaan?
Maka dari itu, Alina bangun pagi-pagi untuk menguak misteri ini. Tidak sadar jika suaminya sudah tak ada dirumah selama 2 hari. Tapi siapa yang peduli? dengan anggun dia turun dari mobil. Memandang took-toko didepannya, baleho besar tertera menggunakan huruf kafital "SERVICE SEGALA BENDA."
Langkahnya mendekati toko besar namun sepi. Dia memakai pakaian sederhana, yaitu jins panjang longgar serta mangset hitam merk channel. Tidak mencolok mata, elegant dan kasual.
"Ada yang bisa kubantu?" pemilik toko segera menyapa begitu melihat pelanggan baru.
Perhatian Alina tertuju pada pria paruh baya didepannya. Tubuh pendek dengan kacamata baca kuno. Mata rusa nya mencirikan betapa cerdas dan mampu.
"Aku ingin memperbaiki teleponku, kau bisa?" dia berkata, lalu meletakkan benda persegi yang sudah retak. Sementara pria itu mulai meneliti kerusakan.
"Sepertinya butuh waktu, satu sampai dua hari," ucapnya, masih menilik benda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl in The Dark (END)
RomanceAlina Alexander menetap di Australia selama13 tahun. Rasa rindunya pada Fania Alexander yang merupakan saudari kembar identiknya membuat dia berencana pulang. Meski diliputi keraguan karena kejadian masalalu, dia tetap meyakinkan diri untuk berdamai...