Kau dan aku, seperti fenomena selat Gibraltar,
Kau laut Atlantik,
Aku laut Mediterania,Serapat apapun jarak antara kau dan aku, Ada dinding tak terlihat yang menghalangi kita.
Bunyi hantaman menggema, Alina tersungkur ke permukaan lantai dengan salah satu pipinya yang membengkak dan membiru, roman mukanya memerah menahan sakit dan pilu. Alex mencoba memukulnya lagi, tetapi Luke Rhudnere yang sengaja dibawanya menghentikan pria itu. Dia memamerkan kartu identitas, dan berkata, “tolong jangan menggunakan kekerasan tuan, Alina Alexander menerima perlindungan kami.”
Pengambilan adegan ini diperhatikan oleh seluruh klan Whitson kecuali Nick dan Will, dan beruntung kedua pria itu tidak menyaksikan. Rasanya Alina ingin kabur dan menggali lubang untuk menyembunyikan diri sendiri, malu pada pandangan setiap mata.
“Kita harus mendengar penjelasannya terlebih dahulu,” akhirnya orang paling tertua memotong keributan, Teddy Whitson.
“Ya, selesaikan masalah ini dengan kepala dingin,” Nyonya Markiee ikut andil, dia segera membantu Alina bangkit dan mendudukinya di sofa. Walau sejujurnya dia pun marah pada kabar internet saat ini.
Akhirnya mereka berkumpul, mengelilingi Alina, ada beberapa orang tak dikenalnya yang merupakan bagian dari Whitson. Alina tidak mampu menerka setiap pemikiran orang-orang ini tentang dirinya. Menghadapi perlakuan dingin, Alina menunduk pasrah. Bukankah ini adalah bagian akhirnya? Apakah bab ini adalah yang dia inginkan?
Alina menutup mata erat sebelum berbicara, ribuan tetesan membasahi ingatan, setiap air yang jatuh menyimpan alur demi alur yang sudah dilewati. Berawal dari kecelakaan bersama Fania, bangun dari koma, berperan menjadi orang lain, bertemu Nick dan Will, teman-teman Fania yang menjijikkan, dan berbagai ancaman kematian, juga pelaku pembunuhan, serta perasaan tak terduganya yaitu, menyukai Will Whitson yang tidak diceritakannya. Tetesan demi tetesan berubah menjadi ombak besar, dimana Alina akan memuntahkannya pada setiap insan di ruangan ini. Menghadapi gelombang besar dari lidahnya, mereka tidak percaya dan beberapa kali menyangkal.
“Kau ingin kami mempercayai bualanmu?” selaan dari orang Whitson datang.
“Pelaku telah ditahan, kau bisa melihatnya,” Luke Rhudnere menanggapi.
“Hanya untuk mencari pembunuh, tetapi kau malah menggantikan posisi Fania Whitson. apa kau yakin tidak memiliki niat lain? Bagaimanapun menjadi bagian dari Whotson sungguh menguntungkan,” Rebecca Whitson mencurigai.
“Andai Fania ketahuan mati, keluaga kalian pasti kehilangan dukungan dan pondasi,” kalimat selanjutnya keluar dari tenggorakan Selin. Karena terlalu kacau, Alina tidak menangkap kehadiran wanita sundal itu.
“Aku tidak bisa membayangkan wanita asing berdiri disamping putraku! Jika Will bangun dan mendengar kebohonganmu, aku yakin dia akan membunuhmu,” Selin meneruskan, menambah bensin pada kobaran api.
“Kalian memperkeruh suasana_” Nyonya MArkiee akan membela ketika Selin membentak.
“Ibu! Walau dia adik Fania, dia tetap orang lain untuk Nick. bagaimana jika Nick terluka karena Wanita ini? aku memang bukan salah satu dari keluarga ini lagi, tetapi Nick tetap putraku! Kalian tidak bisa bersikap enteng.”
Teddy melihat ke arah Alina, dia adalah orang yang menjodohkan Fania dengan Will, namun selebihnya, dia bahkan tidak begitu akrab pada istri cucunya. Kedua gadis itu kembar identik, jangankan mereka, keluarga keduanya pun tidak dapat membedakan.
“Wanita ini mempermalukan keluarga kita! Tidak tahu terima kasih! Sudah kubilang jangan menjodohkan Will dengan keluarga kelas menengah.”
“Bukan hanya itu, kecelakaan Will juga berasal darinya!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl in The Dark (END)
RomanceAlina Alexander menetap di Australia selama13 tahun. Rasa rindunya pada Fania Alexander yang merupakan saudari kembar identiknya membuat dia berencana pulang. Meski diliputi keraguan karena kejadian masalalu, dia tetap meyakinkan diri untuk berdamai...