Satelit menggantung di langit hitam dengan setiap bintang redup disisinya, malam seperti biasa, remang dan dingin. saat ini mesin waktu menunjuk angka dua belas lewat dua puluh lima pagi. Pada salah satu rumah paling besar di kawasan elit, Will Whitson menduduki sofa empuk bilik tidurnya. Kegelapan diluar tidak jauh berbeda dengan suasana disekelilingnya, hampa dan kelam. Sementara bagian kasur besar didepannya, seorang gadis bergaun tidur maroon sedang terlelap pulas, keletihan tercetak di wajahnya.
Will berespirasi dengan berat, ada sebuah beton yang menimpa hatinya. Tetapi tidak menutupi rasa cintanya pada gadis ini, Alina Alexander. Dia telah mencari tahu bagaimana kehidupannya selama di Australia. Bahkan kegiatan dan tempat-tempat yang sering di datanginya. Kehidupan yang kosong dan datar, tetapi hal tersebut menambah rasa penasaran pria itu.
Gadis bersih yang jauh dari keluarga.
Dia tidak mengetahui jika istrinya memiliki saudari kembar, andai kakeknya menjodohkannya dengan putri termuda dari Dokter Sandra Pamello, seperti apa kehidupan pernikahannya saat ini. pasti tidak akan datar-datar saja, mengingat tingkah unik gadis itu.
Fania Alexander macam mimpi buruk, namun kehadiran Alina Alexander seperti coklat dan gulali dalam kembang tidurnya, memberikan manis yang tak habis-habis. Bukan berarti Will membenci istri aslinya, dia terbiasa mengabaikan, jadi ada sedikit rasa tidak enak hati ketika mengetahui kematiannya.
Pria berjas mahal itu bangkit lalu menghampiri Alina, terlukis keputusan dalam obsidiannya. Dia duduk di ranjang, lalu mengelus kepala gadis itu.
Terlepas dari siapa dan darimana asal usul Alina, dia tidak mau tahu, yang jelas perasaannya tidak akan pudar walau mengetahui kenyataan paling pahit sekalipun. Jika ada pria lain yang mendekati sebelum dirinya, dia akan memenjarakan pria itu, melempar atau bahkan mengahabisinya supaya mereka tidak pernah bisa bersama. Karena Alina Alexander sudah menjadi ambisinya mulai sekarang, dan prinsipnya adalah, ‘melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, tidak terkecuali melayangkan nyawa orang.’
“Tunggu sampai aku kembali, aku akan menyematkan nama Whitson di belakang nama mu,” Will bersumpah dalam hati, masih dengan tindakan yang sama.
Beberapa menit berlalu setelah dia mengecup bibir Alina, telepon di sakunya bergetar, pertanda panggilan baru masuk. Seperti sudah merencanakan sambungan ini, dia menyahut sebelum orang dibaliknya berbicara, “Aku sudah menyiapkan segalanya, jangan sampai kita ketinggalan pesawat.”
Keesokan hari, Alina terbangun tanpa menyadari aroma Will Whitson semalam, dia hanya memperoleh berita dari bibi Nia mengenai perjalanan bisnis pria itu ke Swedia. Bukannya berpamitan dengan istrinya, malah berpamitan dengan kepala pelayan, sungguh hancur muka Alina dihadapan para pelayan. Tetapi, mana berani dia protes, toh Alina pun sadar diri statusnya, kecuali jika dia istri sungguhan, bisa habis wajah Will Whitson karena makiannya yang sepedas warga Asia.
Bisa-bisanya Fania tahan dengan tingkah acuh tak acuh Will Whitson, kalau jadi saudarinya, Alina akan menyeret suami seperti itu ke meja operasi lalu membelah tubuhnya agar dia sadar bahwa tabiatnya sering membuat orang terluka secara batin. Alina bereksresi dari hidung mungilnya, terkekeh kecil, dia telihat seperti sosiopat menyeramkan saat ini.
“Pria sok sibuk,” gumam Alina, dongkol.
Mari abaikan pewaris Whitson itu, Alina ingin menikmati Hari yang terasa berbeda ini. Rencana apa lagi yang Tuhan tulis untuk perjalanan hidupnya? Perasaannya tiba-tiba cemas, kadang juga takut, dan sedih bercampur aduk, segalanya runyam, dia tidak mampu menggambarkannya dengan tegas.
“Aku tidak mau ibu kemana-mana,” rengekan Nick semakin membuatnya khawatir, entah risau karena apa.
Dari pulang sekolah sampai ketemu sore, Nick selalu menempelinya, kemanapun dia melangkah, anak itu mengambil jalan yang sama. Dalam satu hari ini, agendanya penuh dengan Nick Whitson. Mereka berjalan-jalan di Taman, berbelanja, menaiki kuda dan masih banyak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl in The Dark (END)
RomanceAlina Alexander menetap di Australia selama13 tahun. Rasa rindunya pada Fania Alexander yang merupakan saudari kembar identiknya membuat dia berencana pulang. Meski diliputi keraguan karena kejadian masalalu, dia tetap meyakinkan diri untuk berdamai...