26. Kematian Jim Rhudnere

1.5K 153 3
                                    


Kami seperti bulan dan matahari.

Berada dilangit yang sama, namun tak bisa bersama.

Kecuali adanya gerhana,

itu pun hanya bertegur sapa.

"Kau mempunyai perasaan menjijikkan seperti itu pada fania?"Jim Rhudnere membesarkan pandangan, tujuannya untuk membuat gadis dihadapannya merasa malu.

Tetapi, tidak ada yang pernah bisa mengusik ketenangan Maria Stinly, apalagi pria tidak berkualitas seperti Jim Rhudnere.

Maria selalu bermuka tebal, Dia mengangkat dagu, meremehkan tinggi badan pria itu yang masih kalah dengan ukuran tubuhnya. Untuk rata-rata tinggi badan pria barat, Jim sangat tidak direkomendasikan berpasangan dengan gadis jangkung.

Dan Fania Alexander merupakan gadis tertinggi di universitas ini, yang keduanya adalah Maria Stinly.

Maria tersenyum miring, "Kau sangat tidak cocok dengan Fania," ucapnya sambil memandang Jim.

Harga diri Jim tergores, dan kejengkelan terbendung dimatanya, "terus apa? Meskipun aku tidak cocok dengan Fania. Bukan berarti kau menang melawanku." Nada Jim penuh keyakinan yang kuat.

"Terlebih jika Fania mengetahui kelainan seksualitasmu. Apakah dia bahkan masih betah berteman denganmu? Dia akan lebih jijik jika sadar kalau kau menyukainya lebih dari teman," Jim melepaskan opininya yang menyakitkan hati Maria.

Maria marah pada realita ini, tetapi dia tak bisa menyanggah pernyataan Jim sedikitpun. Dalam hidup ini, selain membenci ayahnya, dia juga benci dilahirkan sebagai perempuan.

"Aku sekarang mengerti kenapa kau selalu bertingkah lembut dan manis, serta berpakaian anggun dan kewanitaan. Pasti itu karena kau ingin menyembunyikan kelainan seksualitasmu kan?"

"Fania akan membencimu!" kalimat Jim bagaikan batu dari neraka yang panas, menimpa hatinya hingga terbakar, yang tersisa hanyalah kemarahan.

"Tidak! Fania akan mengerti diriku," ketenangan Maria tergantikan oleh kecemasan yang menakutkan.

"Kau yakin? Kau pun tahu jika dia menyukai Will Whitson, dia kan membuangmu tanpa ragu. Sebab dia memiliki banyak teman,"

"Tidak! Tidak!" Maria menutup telinga, dia tak ingin mendengar ocehan masuk akal jim.

"Kau gadis menjijikan,"

"Diam! Hentikan!" semakin kencang dia menyumbat lubang pendengarannya, semakin terdengar jelas pula suara Jim Rhudnere.

"Kau seharusnya tinggal dirumah sakit jiw_ahhhh"

dengan aksi ceroboh dan tergesa-gesa, Maria mengeluarkan sebilah pisau kecil yang sangat tajam. Lalu tanpa aba-aba, menusukkannya ke batang leher Jim, sehingga membuat kata-kata pria itu terputus.

Jim tersedak, dia kesakitan, pupilnya membesar sampai merasakan urat disekujur tubuhnya menonojol keluar. Dia mundur beberapa langkah, tangannya memegang tiang yang menyangga kepalanya selama bertahun-tahun. Tubuhnya terselimuti darah, pisau masih menempel disana, bulu matanya bergetar dan wajahnya mengeras menahan kesakitan. Sampai akhirnya dia tak kuasa menahan dan jatuh ambruk kelantai.

Maria tersenyum ringan, tidak ada kecemasan seperti sebelumnya. Dia berjongkok, memperhatikan kesulitan pada ekspresi Jim.

"Kau harusnya tak ikut campur bodoh," Maria berkata, seraya menekan gagang pisau untuk terus menerobos nadi utama pria itu.

Girl in The Dark (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang