"Mungkin,perpisahan adalah cara Tuhan untuk menyadarkan manusia bahwa betapa indahnya sebuah pertemuan."
*****
Suasana kelas 11 Ipa B sangat ricuh melebihi pasar. Ellen dan genknya ngerumpi ramdom saat teman sekelasnya sibuk nonton drakor di laptop Ellen. Ada banyak judul drakor yang ada di laptopnya dan semuanya sudah ia tonton. Anak sekelas keracunan drakor oleh Ellen yang selalu menceritakan alur ceritanya di depan mereka.
"Eh Len lo tau gak sieh pas kemaren elo pingsan di bopong Renal ke UKS, si murid baru yang super ganteng itcu lihatin kalian!"
"Apasih Ian, aneh tau nggak tuh cowok. Gue minta maaf tapi nggak di anggep. Siapa yang nggak kesel coba?"
"Gue curiga jangan-jangan itu cowok bisu?" tanya Ellen sembarangan.
"Eits gaboleh bicara sembarangan. Nggak baik soudzon sama orang," peringati Nabel. Seperti biasa rambut ikalnya digerai indah seperti Dilruba dalam film Nazar.
"Soudzon kali-kali nggak buat kita masuk neraka kan?" semprot Yuna.
"Yeelah Nabel, anak TK juga tau soudzon itu dosa."
"Ya Allah kenapa Ellen punya temen nggak ada yang waras?" Ellen menjerit kesal.
"Eh ... Eh ... Lo jerit-jeritan gitu udah kek orang kerasukan kuntilanak tau," kata Nabel dengan suara khasnya.
" I don't care!"
Ellen kembali membuka permen lopipopnya dan tidak pernah seharipun tanpa lolipop. Bedanya yang ini lebih besar dari yang kemarin-kemarin.
"Sehari tanpa lolipop nggak bisa emang?" sindir Yuna merasa ngilu.
Ellen menggeleng pelan. "Nggak bisa. Ini legit banget!"
"Gila lo! Kena diabetes baru tau rasa," lanjut Yuna.
"Eitss jangan ngomong gitu Yuna, ucapan adalah do'a nanti kalau Ellen beneran kena diabetes gimana?"
Yuna memutar bola matanya malas menghadapi sikap polos temannya yang satu ini. Sedangkan Ellen tetap sibuk mejilati lolipopnya.
Detik berikutnya Nabel senyum-senyum sendiri. Seperti sedang memikirkan sesuatu. Benar gadis itu sedang memikirkan surat dan kue cokelat yang sengaja disimpan dikolong meja Zha.
"Woyah elo kenapa senyum-senyum kek gitoh?" selidik Gian yang sedang memakaikan softlens-nya.
"Gue naro surat di kolong meja Zha," bisik Nabel hati-hati.
"WHAATT?!" teriak Gian dengan gelagat khasnya.
Nabel membekap mulut Gian dengan emosi. Cowok itu selalu saja bikin kesal. Nabel menyesal memberitahu Gian. 'Kan sekarang semua temen sekelasnya melirik ke arah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garfanzha (TERBIT)
JugendliteraturKita itu seperti pesawat dan langit. Bertemu, namun hanya sekilas. ****** Rhaefal Garfanzha, memiliki masalalu yang buruk sehingga membuatnya trauma akan masalah percintaan. Karena masalalunya Rhaefal menjadi broken home, pemberontak dan cowok berma...