46. Garfanzha || Senyummu adalah duniaku

13 5 1
                                    


"Gue pikir cuma gue yang ngerasain ini, tapi ternyata ada seseorang yang juga menyukai seseorang dengan cara yang sama."

______________________________

Garfanzha

     Senyummu adalah duniaku. Akan kusimpan rapi sosok dirimu dalam benak ini. Tidak akan pernah aku lepas sedikitpun meski dunia tidak rela.

     Sejak pertama kali aku melihatmu, saat kau berperan sebagai siswa baru yang menggemparkan di pagi hari itu, aku langsung merasakan getaran hebat di hati. Getaran yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya, seolah dirimu dihadirkan untukku oleh Tuhan.

     Dan aku, jatuh cinta pada pandangan pertama sejak hari itu. Walau aku sudah punya kekasih saat itu, hati ini tidak bisa bohong. Karena memang perasaan sangat sulit untuk diutarakan. Sejak hari itu, aku mengenalmu, mengagumimu, dan selalu membayangkanmu diam-diam.

     Dia. Tokoh utama dalam cerita ini. Seseorang yang terlihat cuek dan songong, ternyata pintar, kalkulator berjalan, dan otaknya berlian, dan baik hati. Aku kira awalnya dia memang tidak punya hati, tapi aku sadar. Dibalik sikapnya yang aneh itu ada sebuah rahasia besar yang disembunyikan. Dan dia sendiri telah bercerita padaku. Akhirnya akupun paham tentang kehidupannya meski tidak semua.

     Dan sepertinya, aku sudah terlanjur jatuh ke dalam jurang hati cowok itu. Ya, cowok pemberi diary ini. Semoga nanti dia memang ditakdirkan untukku.

Karena senyumannya, adalah duniaku.

_ELLENA MAFSHALIDYA_

_________________________________

Ellen menutup diarynya. Diary pemberian Zha saat itu. Jujur saat ini ia tengah merindukan cowok itu. Perasaanya mendadak sendu, menatap langit malam yang legam tanpa bulan dan bintang. Hanya ada embusan angin yang bersiul seperti ada yang menitipkan rindu padanya. Kata Zha kalau dirinya rindu padanya, tulis saja apapun tentangnya. Jangan ada siapapun dalam diary itu, selain Zha.

Kedua tangannya memeluk foto Zha yang sudah dicetak oleh Renal beberapa minggu lalu. Sebut Ellen cemen, tapi ia melakukan itu karena tidak mau ada salah paham nantinya.

Deru motor ninja terdengar semakin mendekatinya. Siapakah dia? Pasti Renal atau jangan-jangan Zha?

TIN ... TIN ...

Motor itu berhenti di depan pagar rumah. Tapi itu dua orang yang agak asing menurutnya.

"HAI ELLEN APAKABAR? GUE KANGEN!!"

"BONEKA SANTETNYA DEDEK IAAANNN!"

Dua orang itu. Ah ... Mereka yang sangat Ellen rindukan akhir-akhir ini.

"Nabel ... Gian ... " Ellen berkaca-kaca. Tanpa sengaja buku diary di genggamannya jatuh ke lantai.

"Gue kangen sama lo!!" Mereka bertiga saling peluk. Melepaskan kerinduannya malam ini.

"Gue juga!"

"Len, maafin gue sama Gian ya atas kesalahan kita sama lo. Maaf banget waktu itu kita jauhi lo. Sebenarnya kita percaya kalau lo itu nggak salah... Foto itu hanya gos—"

Garfanzha (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang