HALLO!!
AKU KEMBALI LAGI MEMBAWA GARFANZHA. SEJAUH INI PERNAH NGERASA BOSEN NGGAK SIH SAMA CERITA GARFANZHA?
BOLEH KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA. AKU MAU KALIAN JUJUR SAMA APA YANG AKU TULIS. BIAR KALAU ADA SALAH KATA ATAU APA, AKU BISA PERBAIKINYA.
JANGAN LUPA SHARE CERITA INI KE TEMAN WATTPAD KALIAN.
SELALU DUKUNG AKU DALAM KEADAAN APAPUN YA. SEE U
HAPPY READING🌻🌻
------------
"Bagiku, kamu tidak lebih dari rasa sakit hati yang tidak di sengaja."
******
Pembagian baju untuk study tour sudah hampir selesai. Baik Zha mau pun Ellen sudah sudah berada dikelasnya masing-masing. Mereka memberikan alasan sudah dari toilet. Bagus. Ke toilet tapi berjam-jam.
Semuanya sudah terbagi baju tour. Rencananya ke Bandung tidak jadi karena ada pemilihan tempat baru. Baru hari ini saat Ellen dan Zha masih belum masuk kelas. Jadinya mereka akan ke Bali.
"Woahh keren. Bakal ada cinta di sana borr."
"Kek judul lagi anjir!"
"Bakalan ada yang cinlok kek judul lagu nggak ya?"
"Pasti ada."
Suara kericuhan teman sekelasnya mengisi keheningan. "Tenang, dedek Gian akan bernyanyi memeriahkan suasana di sanaaa." Gian beoncat-loncat seperti anak kecil.
"Heh, bocah nggak centil sehari bisa kan?" semprot Yuna sekenanya.
"Yuna nggak boleh gitu, Gian itu cuma ngasih tau temen-temen iyakan?" ujar Nabel.
"Bener. Lo seprekuensi sama dedek Gian. Trek dulu!" Gian trek tangan dengan Nabel. Sedangkan Yuna melipat kedua tangan dengan tatapan malas.
"Kantin yuk perut gue udah keroncongan!"
Ajakan Ellen langsung di angguki ketiga temannya. Mereka akan menikmati surga dunia ini dengan seksama.
Langkah Ellen mendadak terhenti saat melihat Zha sedang makan di meja paling pojok dengan Siska. Keduanya terlihat asik mengobrol sambil makan. Perutnya mendadak kenyang dan rasa laparnya hilang seketika. Ketiga temannya dibuat heran dengan sikap temannya yang satu ini.
"Len kesambet setan toilet lo?" semprot Yuna dengan gelagatnya.
"Gue kenyang udah nggak laper lagi."
"Bulshit lo!"
"Serius." Ellen tidak mau masuk ke dalam kantin. Padahal seharusnya kalau lapar tinggal makan. Tapi rasanya ada sesuatu yang mengganjal.
"Yaudah kita makan. Bye!"
Ketiga temannya memasuki kantin. Ellen lebih milih balik arah. Rasanya sangat sesak melihat hal itu. Akhir-akhir ini Ellen merasakan ada sesuatu yang aneh pada Zha. Ketika melihatnya jantung Ellen berdegup kencang seperti sekarang.
Gadis itu duduk di bawah pohon lavender di belakang sekolah. Menikmati embusan angin kencang yang menyejukkan hatinya. Perasaannya panas disaat melihat kedua orang itu dalam kantin.
Hatinya hancur kerkeping-keping saat melihatnya tadi. Mungkin karena perasaan bencinya pada Siska belum juga padam sejak dulu. Sebenarnya Ellen sudah berusaha menjauh dari Siska agar tidak mengganggu hidupnya. Tapi ternyata usahanya sia-sia. Ini seperti sebuah permainan yang sengaja Tuhan kirimkan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garfanzha (TERBIT)
Teen FictionKita itu seperti pesawat dan langit. Bertemu, namun hanya sekilas. ****** Rhaefal Garfanzha, memiliki masalalu yang buruk sehingga membuatnya trauma akan masalah percintaan. Karena masalalunya Rhaefal menjadi broken home, pemberontak dan cowok berma...