27 - Caffe

10 2 0
                                    

HAPPY ENDING!!

EH TYPO ...

HAPPY READING MAKSUDNYAA!! ❤😍

"Mungkin hari ini, esok atau nanti rasa ini tidak akan pernah berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mungkin hari ini, esok atau nanti rasa ini tidak akan pernah berubah. Tidak akan pula berlabuh kepada hati yang lain."

*******

Ellen sudah menunggu Zha di parkiran. Tepatnya di depan gerbang, namun batang hidung Zha belum juga muncul. Sesekali Ellen menggerutu dan hari ini cukup panas membuatnya berkeringat. Tadi Ellen sudah izin ke temennya kalau ia pergi duluan ke parkiran.

Arian melaju dengan motornya. Ellen memberikan senyumnya namun ternyata cowok itu tidak membalas senyumnya dengan manis, melainkan hanya senyum  kecil.

"Nunggu siapa?" Arian hanya basa-basi. Cowok itu tidak tega saat melihat perempuan sendirian. Tidak memandang statusnya mantan atau bukan.

"Rian, lo lihat Zha nggak?"

Arian cukup tau, kalau Ellen benar-benar jatuh hati pada cowok itu. "Tadi lagi ngobrol sama Siska."

Belum sempat Ellen menjawab, Arian sudah memberikan klakson sebagai tanda izin kalau dirinya duluan. Ellen tahu, kalau pertanyaannya itu mengandung duri yang akan membuat hatinya sakit.

"Jadi lo nggak bisa anterin gue?"

"Nggak bisa, gue mau kerja kelompok. Lain waktu aja."

"Yaudah!"

Mendengar percakapan itu, Ellen tersadar dari lamunannya. Benar kata Arian, Zha sedang ngobrol bersama Siska. Tatapannya dengan Siska bertemu gadis itu menatap sinis ke arahnya.

Zha memakai helm fullfacenya dan Ellen mulai naik di atas motor Zha dengan susah karena motornya cukup tinggi. Zha melepas jaketnya menyerahkannya pada Ellen.

"Buat nutupi paha lo!"

Ellen terbelalak kaget saat Zha mengatakan itu. Benar, paha mulusnya sudah tampak jelas karena rok seragamnya memang pendek di atas lutut.

Zha melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Dirinya membeku ketika terasa Ellen memeluknya dari belakang. Pelukannya hangat dan nyaman seperti pelukan seseorang yang sudah tidak lagi ia rasakan. Pelukan Alisa.

Senyum Zha terulum tipis saat merasakan itu. Membiarkan gadis itu memeluknya tanpa berani mengganggunya.

"Gue ngantuk, jangan turunin gue tengah jalan ya awas aja!"

"Gue manusia waras kali." Zha heran, sikap gadis itu sulit ditebak.

Zha menghentikan motornya mendadak dan itu membuat Ellen terperanjat bangun dari tidurnya.

"Turun!"

"Hah?"

"Turun udah sampe."

Ellen turun dari motor Zha. Sedangkan dibalik itu ada seseorang yang memandangnya dengan tatapan tak suka.

Garfanzha (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang