"Seandainya suatu saat nanti lo nggak nikah sama gue. Gue tunggu lo menduda no protess,"
*******
"Ellen, kamu sudah kelas 12 tapi masih saja tidak ada perubahan dengan nilai kamu saat kelas sebelumnya. Kamu memikirkan apa?" Bu Isma dan Ellen bicara empat mata di ruangan khusus sebelah ruang BK.
Suasana dingin karena AC, membuat Ellen menggigil kedinginan. Ditatapnya wajah guru di hadapannya Itu. "Nggak ada bu."
"Jangan berbohong ya. Saya ini kan ngewalikelasin kelas baru kamu. Saya ini wali kelas kamu sekarang." Senyum wanita bersanggul kecil itu membuat hati Ellen teduh.
"Kamu jarang belajar kah?" Alis Bu Isma menyatu dan keningnya mengerut.
Sudah berkali-kali Bu Isma bertanya, Ellen tidak menjawab. Mulutnya terasa membisu otomatis.
"Karena nilai kamu nggak pernah berubah, saya sudah carikan orang yang menurut saya bisa mengajari kamu. Jangan protes ya Ellen."
"Siapa bu?"
"Ada. Nanti pulang sekolah kamu ke perpustakaan aja nanti belajar tambahannya di sana."
"Jangan bilang dosen kiler!" Ellen takut dengan bayangannya sendiri, membayangkan diajari dengan dosen kiler yang kalau kita salah pasti di hegak agau dimarahi habis-habisan."
"Bukan."
"Anak Smasajak?"
"Gatau saya. Kamu ke perpus saja nanti."
"Ibu yakin dia baik?"
"Baik sangat!"
"Sudah punya anak berapa si bapaknya?"
"Belum punya anak. Masih muda dan tampan sekali."
"Wah, seganteng Mas Al apa Ooh Sehun?"
"Lihat saja nanti!"
*******
Zha diam-diam menyimpan 8 buah permen lolipop di loker Ellen. Sadar atau tidak sikap cowok itu semakin aneh. Hati dsn pikirannya seperti sudah satu jalan.
Akhir-akhir ini perasaannya menggebu saat memandang wajah Ellen walau hanya dari foto. Apalagi saat bertemu langsung dengan orangnya. Alasan dirinya menjadikan Siska sebagai pacarnya hanya satu. Untuk mengutarakan psrasaannya pada Ellen. Karena gadis itu adalah sakit hati yang tak di sengaja bagi Zha. Tapi sejauh ini hatinya tidak bisa berbohong. Gadis itu kini membuat hatinya menghangat.
"Len gue tau lo suka lolipop!" Zha tersenyum meneliti bulatan lolipop yang penuh dengan warna. Cantik seperti penyukanya.
"Lucu kayak lo." Satu lagi, selain menyimpan lolipop Zha juga menyimpan foto cantik Ellen yang telah di cetak. Hasil nyolong dari instagram.
"Gue akui. Sekarang gue suka sama lo."
"Tapy sorry gue nggak bisa ungkapin sama lo. Biarlah perasaan ini tersimpan rapi tanpa ada yang mengetahui."
"Karena cinta tak harus memiliki. Biarlah semesta bermain dengan sendirinya. Nanti kita akan lihat apakah kisah kita sad ending atau happy ending?"
"GPL." Zha menutup loker milik Ellen. Singkatannya Gue Pada Lo. Itu panggilan kalimat khusus buat Ellen.
"Suatu hari nanti gue mungkin akan merasa kehilangan, suatu hari nanti mungkin gue bakal merasa jadi orang paling bodoh. Karena tidak pernah mengerti perasaan lo dan lebih mementingkan ego sendiri."
"Sorry Len. Gue lakuin itu bukan tanpa alasan. Ada senuah banyak yang tak perlu dijelasin semuanya."
*********
KAMU SEDANG MEMBACA
Garfanzha (TERBIT)
Fiksi RemajaKita itu seperti pesawat dan langit. Bertemu, namun hanya sekilas. ****** Rhaefal Garfanzha, memiliki masalalu yang buruk sehingga membuatnya trauma akan masalah percintaan. Karena masalalunya Rhaefal menjadi broken home, pemberontak dan cowok berma...