"Manusia harus bisa membuka hatinya lebar-lebar, agar dapat menerima oranglain yang sengaja Tuhan pertemukan denganmu. Dia adalah orang yang ada di hatimu."
__________________
08**********
Zha ini saya
Kamu bisa keluar gak, saya tunggu di Mr Cafe.
Ada yang mau saya jelasin.
Di tunggu kalau bisa.
(15. 03)
__________________Zha mendapat beberapa pesan WhatsApp dari nomor tidak diketahui. Tanpa protes Zha mengganti baju seragamnya dan memakai kaus hitam dan celana senada. Mengambil kunci motornya kemudian melajukannya dengan kecepatan sedang.
Tidak ada Nenek Alya di sini. Seminggu yang lalu Zha dikasih rumah mewah 2 lantai oleh neneknya. Katanya, dulu Rafin menitipkan uang banyak pada Nek Alya untuk keperluan masa depan Zha. Uang kuliah dan untuk masa depannya. Uang yang dimilikinya ia titipkan separuhnya pada Nek Alya. Meski orangtuanya dulu tidak bercerai, tapi mereka tidak saling mencintai sebenarnya. Sri suka marah-marah pada Rafin dan bersikap seenaknya tanpa mau menuruti keinginan Rafin. Sikapnya egois, malah selingkuh dengan Karlan. Yang sekarang sudah menjadi suami barunya. Parahnya Sri merebut Karlan dari Umayah sebelum meninggal.
Dan sekarang Zha tinggal di rumah barunya. Ada 2 orang pelayan. Yang satu namanya Bi Boan satunya lagi Bi Dari. Tukang kebun juga ada dua. Mang Jarwo dan mang Oleng. Mereka berempat adalah pasangan suami-istri.
Zha mulai membelah jalanan seperti peserta balap liar. Dan satu gadis di depan sana tengah menyebrang. Hingga ...
CIITT!
Mendadak Zha menghentikan motornya. Gadis itu menutup kedua telinganya dan berhenti di tengah jalan. Parahnya gadis itu jongkok.
"Bisa gak jalannya hati-hati ... "
"ZHA?"
"LENA?"
Zha heran, kenapa bisa bertemu gadis itu di sini? Begitu juga dengan Ellen. Bagaimana bisa mereka ketemu? Rasanya dunia begitu sempit. Tapi cukup bahagia bagi Ellen.
"Mau ke mana?"
"Ada urusan."
"Pulang sendiri?"
Ellen mengangguk. Sepulang belajar dengan Zha di perpusatakaan tadi siang Ellen mampir ke Gramedia sambil jalan-jalan sore. Bisalah, Ellen juga gadis senja.
"Mau ngojek?" Zha memberi isyarat agar Ellen naik di belakangnya.
"Oh jadi tukang ojek ya sekarang?" celetuk Ellen.
"Merendah untuk meroket."
"Maksudnya?"
"Gak."
"Kalau nggak mau, gue nggak maksa."
Ellen menggigit bibir bawahnya. Antara mau dan malu. "Gue naik angkot aja."
"Serius?" Ellen mengangguk sebagai jawaban.
"Len!"
"Hm?"
"Serius?"
"Iya."
Zha kambali memakai helm fullface-nya. "Eh Zha."
"Iya?"
"Makasih lolipopnya. Gue suka!" Ellen sumrig. Zha heran bagaimana bisa gadis itu tahu kalau dirinya yang menyimpan lolipop itu di lokernya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Garfanzha (TERBIT)
Novela JuvenilKita itu seperti pesawat dan langit. Bertemu, namun hanya sekilas. ****** Rhaefal Garfanzha, memiliki masalalu yang buruk sehingga membuatnya trauma akan masalah percintaan. Karena masalalunya Rhaefal menjadi broken home, pemberontak dan cowok berma...