52. Hujan dan Kenangan

12 2 0
                                    

"Mungkin ini cara Tuhan untuk memisahkan kamu dengannya, bisa jadi dia bukan jodoh kamu. Kadang manusia hanya hanya bisa memilih dan Tuhanlah yang menentukan."

Dengarkan lagu mimpi terindah mp3- Cinta Kuyq.

******
Tatapan Ellen terus saja memandang ke luar jendela White Caffe. Gemercik air hujan menjadi saksi bisu kesedihannya. Di sinilah dia merenung, merindukan seseorang yang sangat dia sayangi. Zha. Suana tidak seasik dulu dan rasanya Ellen benar-benar ingin menangis di sini. Tapi berusaha untuk menahan nya. Tempat ini termasuk tempat yang pernah mereka berdua kunjungi, saat mendapat tugas kelompok berdua dan keduanya mengerjakannya di sini.

Kemarin lusa, setelah kelulusan sekolah, Zha berangkat ke Jerman untuk melanjutkan kuliahnya di sana. Sangat tidak menyangka jika cowok itu benar benar akan meninggalkannya di negara ini. Entah kapan Zha akan kembali lagi ke negara ini. Pikiran Ellen sudah tidak beraturan lagi. Hatinya sangat risau. Sampai saat jni Zha belum memberinya kabar. Bahkan semua akun media sosialnya tidak ada yang online semenjak hari keberangkatannya itu.

"Aarghh... "

"Aku rindu kamu Zha!" Airmata di pelupuk matanya jatuh bebas, tidak ada lagi tangan kekar yang selalu menyekanya dan bilang 'Jangan nangis, ada aku di sini'.

Semua kenangan yang telah dilalui keduanya tidak mudah untuk dilupakan begitu saja walau hanya sementara. Ellen berharap suatu hari nanti Zha kembali ke Negara ini dengan kesuksesannya, dan tentunya kembali untuk Ellen. Melanjutkan kisah cinta mereka ke jenjang selanjutnya.

Meski semua ini terasa berat, Ellen harus mampu menahan semuanya. Dia harus yakin kalau Zha akan kembali lagi ke negara ini untuknya. Lalu setelah keduanya sukses, mereka menikah, punya anak, dan membentuk keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Penuh kebahagiaan dan harmonis. 

"Aku akan selalu menunggu akan kehadiranmu kembali untukku. Percayalah cinta ini akan aku jaga sampai kamu kembali." Ellen memandang foto Zha di ponselnya. Tersenyum sakit lalu memeluknya sambil memejamkan kedua mata.

"Jangan cuekin aku lama gini, kalau kamu sibuk aku maklumin tapi kasih kabar ya. Pacar kamu ini butuh kabar. Jangan buat aku gila karena kamu sayang."

"Len!"

"Plis jangan kayak gini terus, Zha ninggalin Lo ke Jerman buat ngejar cita-citanya. Nggak mungkin selingkuh di sana."

Ellen menatap Renal yang entah sejak  kapan ada di sini. "Nal, gue takut Zha kenapa Napa. Gue kangen sama dia."

"Gue ngerti perasaan Lo!"

"Mungkin Zha sibuk dan nggak sempet megang hp,"

"Tapi Nal ,hati gue risau kalau kayak gini terus."

"Nanti juga Zha kasih kabar. Tenang aja!"

Renal tahu bagaimana rasanya ditinggal kekasihnya jauh ke Negara orang. Keduanya harus menjalankan Long Distance Relationship selama bertahun-tahun. Memang barat, hanya saja untuk menuju perjalanan yang hebat membutuhkan tantangan yang berat.

"Inget pesan gue Len, jangan tangisi Zha terus. Doain. Biar sukses menjadi seorang Pilot yang profesional!"

Ellen mengangguk. Senyum kecilnya mengembang di wajahnya. "Sepertinya saran dari lo bagus." Ellen manggut-manggut.

"Iyalah. Reynaldi Angkasa di lawan!"

"Apaan, huh!"

"Apa?" balas Renal.

"Gigi ompong aja masih aja nyengir ke kamera!"

"Abis mandi bukannya pake baju malah lari ke luar rumah!"

Garfanzha (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang