8 - Tercyduk

16 6 2
                                    

Hallo more, tinggalin jejak dengan voment ya🌻 Aku butuh banget komentar dari kalian🙏😆

Happy reading 🌻

Happy reading 🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-------

"Rasa takut itu resiko jatuh cinta. Mau tidak mau harus dihadapi."

****

Waktu istirahat kembali menyapa semua warga sekolah. Langkah Ellen mendadak terhenti saat mendapati seseorang yang familiar di depan kelasnya sambil kedua tangannya dimasukkan ke saku celana.

"Huh, yang ditungguin yayang bebepnya," ricau Gian dengan cemberut.

"Yadong!" Ellen menjulurkan lidahnya ke Gian.

Sedangkan Arian senyum pada temen-temen Ellen. "Haii pak ketos," sapa Nabel dan Yuna so manis.

"Mau ngajak makan bareng Ellen ya?" tanya Nabel memastikan. Arian mengangguk.

"Jangan dong, Ellen makan sama kita aja pliss." Yuna memohon pada Arian agar cowok itu tidak membawa Ellen dari mereka.

"Yuna gaboleh gitu, Arian 'kan pacarnya Ellen. Dan dia berhak ngajak Ellen ke mana pun." Nabel menasehati Yuna.

"Hari ini aja, gue pinjem Ellen-nya ya." Arian izin ke mereka. Dan itu berhasil membuat tawa Ellen pecah.

"Aku milik kamu 'kan, bukan milik mereka? Ngapain izin?" ucap Ellen sembari matanya melirik ke temen-temennya.

Keduanya tertawa. Sedangkan Yuna dan Gian mencak-mencak tak terima Ellen mereka di ambil begitu saja.

"Heh awas ya kalian gue doain cepet putus!" semprot Gian meluapkan kekesalannya.

"Eh, Ian gaboleh gitu, harusnya lo doain mereka langgeng biar Ellen selalu bahagia."

"Tau ah," jawab Gian acuh tak acuh.

"Untung dia ketos, kalau bukan mau dedek Ian cakar-cakar tuh mukanya yang so kegantengan itu," dumel  Yuna semakin menjadi.

"Heran aja gitu, masa ketos pacaran? Terus sering berduaan di sekolah. Bisa-bisa nama dia kecoreng ntar!" lanjutnya.

"Eh kalian gaboleh ngomong gitu. Dengerin gue ya mau dia pacaran, berduaan, atau lakuin apa aja bebaslah itu kan haknya dia!"

"Hak si iya tapi si Arian parah, nggak tahu mana tempat yang tepat dan nggak tepat." Yuna terus mendumel.

*****

Renal dan temen-temennya berada di belakang sekolah. Bukan di kantin lagi, mereka sudah kenyang mengisi perutnya. Kini mereka di tempat favoritnya. Belakang sekolah yang dipenuhi dengan tumpukkan bangku-bangku rusak dan meja rusak. Tempat ini paling aman untuk mereka sembuyi di kala bolos pelajaran seperti tadi.

Garfanzha (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang