38 - Datang Untuk Pergi?

18 6 3
                                    

HAPPY READING❤❤❤

NUNGGUIN YA?😂

AKU COMEBACK 🖐

______________

"Kalau mau pergi bilang dulu, karena tidak semua hati menerima kepergian secara tiba-tiba."

*******

Liburan akhir semester telah berakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liburan akhir semester telah berakhir. Tidak ada yang berkesan bagi Ellen. Menikmati hari liburnya hanya di rumah. Hanya rebahan makan dan begitu terus setiap hari. Sekarang Ellen sudah menjadi siswi tenggang kelas 12. Dalam artian satu langkah lagi dirinya akan meninggalkan sekolah ini yang penuh dengan seberkas kenangan.

Senyum Ellen merekah sempurna saat semua semua murid SMASAJAK berbaris untuk upacara. Pandangannya tak pernah berhenti ke kelas tetangga. Tahu kan kenapa?

Zha ada di antara barisan paling depan. Ya, sedang mengobrol dengan Aldo teman baru di kelasnya sambil tertawa di tengah heningnya suasana. Semuanya tutup mulut tidak ada yang bersuara. Elle n bahagia masih bisa melihat cowok itu walau sekarang sudah tidak satu kelas. Itu tidak lebih penting daripada bisa melihat sosoknya. Terobati sudah rasa rindunya pada cowok itu.

Upacara berjalan dengan semestinya. Suara keributan terdengar heboh di jajaran kelas lain. "SISKAA .... " jeritan siswi langsung histeris melihat Siska yang pingsan dengan keringat membasahi wajahnya.

Petugas PMR langsung membawa tandu untuk mempermudah membawa gadis itu ke UKS. Saat itu juga senyuman Ellen memudar karena ternyata Zha panik melihat kejadian itu.

"Len, lo lupain sesuatu?" bisik Nabel yang baris di sampingnya. Ya, mereka berdua kembali satu kelas.

"Apa?"

"Zha itu masih pacaran sama Siska. Wajar aja kalau Zha panik gitu!"

"Apaan si. Gue juga waras kali!"

"Mana mungkin gue rebut dia dari sodara sendiri?"

********

Siska merasa pandangannya memburam. Kepalanya pusing mendadak dan rasanya kepalanya sangat berat. Seperti membawa sebuah beban.

Zha menyodorkan teh manis hangat agar Siska merasa mendingan. Siska meringis kesakitan. Kedua tangannya memegang kepalanya. Jujur ia tak kuasa menahan rasa sakit ini.

"Lo udah sarapan?" Siska menggelengkan kepalanya. Bibirnya sangat terlihat pucat.

"Gue kangen sama lo ... " Siska berujar dengan lemas. "Kemana aja selama ini?" airmatanya terjatuh bebas dari kedua matanya.

"Maaf. Ada sesuatu yang harus gue rahasiain." sesekali Zha menatap jarum jam dalam ruangan.

"Apa?" Siska berkaca-kaca. Perlahan namun pasti ia membangunkan badannya dengan bantuan Zha.

Garfanzha (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang