PROLOG

1.6K 105 5
                                    


UNBROKEN
.
.
.
.
.

E-YOO SELAMAT DATANG DI CERITA KE-6 AKU. SEMOGA SUKA, DAN BISA MENETAP.

HAPPY READING:)

Ting tong..

Maya mengusap kasar air matanya. Tangan kanannya masih setia menggenggam erat lengan kirinya yang masih mengeluarkan darah segar.

Maya langsung menerbitkan senyuman kecil diwajah cantiknya. Ia yakin, kalau seseorang yang datang itu adalah papanya.

"Maya.. " panggil Farhan dari luar rumah.

Maya menghela napas dalam-dalam berusaha untuk menenangkan perasaannya.

"Iya pa, sebentar. "

Sebelum Maya melanjutkan langkahnya, saat itu juga pergelangan tangannya langsung ditarik kasar oleh seseorang.

Maya menoleh, ia meringis kesakitan berharap Fatma mau melepaskan genggaman tangannya.

"Ma sakit, "

"Bentar mas. " teriak Fatma agar Farhan mau menunggu.

Fatma menatap tajam kedua mata Maya. Cengkeraman tangannya semakin kasar mencengkeram tangan Maya.

"Jangan ngadu sedikitpun tentang perlakuan mama! Kalo papa sampai tau, mama pastikan besok kamu nggak bisa jalan normal pake kaki kamu! " peringat Fatma sambil menatap kedua Maya lekat-lekat.

Maya tidak terkejut sama sekali. Hal ini sudah biasa ia terima dari mamanya. Terlebih papanya yang tidak tahu apa-apa, Maya bisa menyembunyikan perlakuan jahat Fatma dari Farhan.

Mendengar peringatan Fatma tadi, semua rasa sakit di tubuh Maya seakan hilang. Entah seakan juga semua rasa sakitnya berpindah kedalam lubuk hatinya.

Maya tersenyum getir, ia menganggukkan kepala untuk mengiyakan peringatan Fatma.

"Iya ma, itu pasti kok. "

Fatma tersenyum menyeringai. Puas rasanya menyiksa anak sendiri. Kebencian Fatma tidak sampai disitu, kebencian Fatma kepada Maya masih mengalir seperti air karna masalalu beberapa tahun lalu.

Maya berjalan pelan, sebelum membuka pintu Maya kembali mengusap darah yang masih keluar dengan syell yang sering ia gunakan.

Maya menutupi lukanya dengan syel tersebut. Wajahnya menerbitkan senyuman tulus, tangannya bergetar tapi segera Maya paksa untuk meraih knop pintu.

"Maya, " Farhan memeluk erat tubuh putrinya.

Sejenak, Maya sangat menikmati pelukan hangat dari papanya. Ingin sekali Maya mengadukan semua yang ia dapatkan dari mamanya.

Tapi entah kenapa lidahnya sangat kelu, kelu karna tidak bisa menjelek-jelekan mamanya sendiri.

Maya melonggarkan pelukannya. Ia menatap Farhan sejenak, lalu tersenyum manis kepada sang empu.

UNBROKEN [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang