ROAD CONE

294 37 0
                                    


'Seperti road cone yang mengarahkan lalu lintas, gue pun sama. Sebisa mungkin, gue bakal jadi pengarah yang baik buat lo.'

_Aldo Jaya Putra_

UNBROKEN
.
.
.
.

"Makasih nak Maya, jadi ngerepotin kalau kaya gini terus. " ucap Ningsih, menerima dua nasi bungkus dari Maya.

Maya tersenyum bahagia, bisa membuat orang lain senang dengan pemberiannya yang tidak seberapa.

"Maafin Maya ya bu, Maya belum bisa kasih lebih buat bu Ningsih sama Siska." Maya mengelus surai hitam Siska pelan.

Ningsih semakin menerbitkan senyuman lebar untuk Maya, "ini semua udah lebih dari cukup. Kalau nggak ada jangan dipaksain nak, ibu jadi nggak enak. "

Mungkin hal itu terlihat sangat kecil dan sederhana. Memberikan orang lain dua bungkus nasi adalah perbuatan mudah yang hampir semua orang bisa lakukan.

Tapi bagi Maya sekecil apapun sedekahnya, dia akan selalu merasa senang jika bisa membuat orang lain senang.

***
"Aldo, "

Merasa namanya dipanggil, Aldo langsung menghentikan langkahnya dan langsung menoleh ke belakang.

Siapa dia? Gadis itu terlihat sangat asing bagi Aldo. Tentu saja asing, toh ini juga adalah kali pertamanya Aldo melihat sang empu.

"I-ini buku kamu. Dari pak Bagas, " ucap Alana memberikan buku catatan bahasa inggris Aldo.

Sambil mengangguk paham, Aldo langsung mengambil bukunya dari Alana. Dan ia langsung kembali berbalik arah meninggalkan Alana.

Namun saat itu juga, Alana dengan keberaniannya langsung menahan tangan Aldo. Kedua anak manusia itu langsung menjadi pusat perhatian semua penghuni koridor.

"Wah ada draind ini. " ucap seorang cowok bername tag Rangga.

Bukan cowok disebelah Rangga, melainkan cewek dibelakang Rangga yang bereaksi.

"Draind apa tuh? " tanya cewek itu menatap Rangga penasaran.

"Eh ada neng Anggi. Sorry lo kecil banget gue jadi nggak liat. "

Anggi memutar bola matanya malas menangapi Rangga. "Buruan Draind apa Ngga?! "Tanya Anggi yang sudah tidak bisa bersabar.

Kericuhan yang diciptakan Rangga dan Anggi itu langsung mendapatkan sorotan tajam dari temannya yang lain.

"Berisik banget si lo berdua. Bisa diem nggak sih?! " gertak siswa lain menatap Rangga dan Anggi secara bergantian.

Berbeda dari Anggi yang meneguk saliva susah payah, Rangga malah terlihat sangat santai tidak menghiraukan.

"Draind Nggi. Drama indonesia. " ucap Rangga yang masih mau melanjutkan ucapannya tadi.

Mulut Anggi membentuk huruf o. Ia mengangguk paham memberi reaksi ucapan Rangga.

"Kemarin Ari sama Maya. Sekarang, Aldo sama Alana. " gumam Anggi kembali menyaksikan drama indonesia yang disebut Rangga itu.

Alana tersenyum lebar melihat Aldo yang mau menatapnya. Tanpa menghiraukan tatapan tatapan dari semua orang, Alana lebih memilih fokus kepada Aldo yang dari tadi hanya menatapnya dengan raut wajah datar.

"Btw kenalin, gue Alana. " ucap Alana mengulurkan tangan kanannya.

Anggi berhasil dibuat ternganga melihat keberanian Alana. Sungguh, baru kali ini dia menyaksikan dengan mata kepala sendiri, cewek SMA Garuda yang memiliki mental kuat untuk berhadapan dengan seorang Aldo Jaya Putra.

UNBROKEN [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang