UNBROKEN
.
.
.
.Maya menatap sendu nisan bertuliskan nama papanya. Sore ini semesta seperti tahu benar perasaan Maya saat ini. Sedih, dan ingin menumpahkan semua kesedihannya.
Sweet seven teen nya hancur. Kado yang tuhan berikan tahun ini adalah memisahkan seorang anak dari orang tuanya. Seorang anak, yang saat ini masih sangat membutuhkan sosok itu.
Entahlah semuanya hancur. Hatinya tersayak dalam meninggalkan luka luka yang teramat. Tuhan sudah merenggut semuanya. Merenggut kebahagiaan, dan merenggut sumber kebahagiaan.
Semua orang menatap Maya sendu. Hanya beberapa yang bertahan menemani sang empu karena beberapa juga dari mereka sudah pulang.
Alana menghela napas pelan. Sesak rasanya melihat sahabat sendiri tenggelam larut dalam kesedihan.
"May, pulang yuk. Nanti kamu sakit, " ucap Alana mengelus kedua lengan Maya.
Maya masih larut dengan tangisannya yang pecah. Untuk berdiri saja rasanya tidak sanggup. Benar benar tidak sanggup.
Aldo, Riky, Galang dan Vano saling menatap satu sama lain. Sebagai cowok apa yang bisa mereka lakukan selain turut berduka cita?.
"Lo pulang aja Lan. Biar gue yang temenin Maya. " ucap Ari yang mendapatkan anggukan kepala dari Alana.
Kemudian, Alana dan yang lain pergi. Sebenarnya mereka ingin lebih lama menemani Maya. Tapi Maya juga pasti dia butuh waktu sendiri untuk beberapa saat ini.
Ari mengelus lengan Maya pelan. Dia tidak bisa berbuat apa apa selain menemani Maya dan selalu ada disampingnya.
"Papa.. "
***
Maya menghela napas dalam dalam. Sejenak ia menatap Ari yang saat ini masih bertahan menemani."Makasih buat hari ini. " ucap Maya tersenyum kecil.
Keduanya sangat menikmati angin malam dengan duduk santai didepan rumah Maya. Membicarakan hal penting hingga tidak penting sekalipun.
Diam diam, Ari memperhatikan Maya. Sang empu yang memejamkan kedua mata itu terlihat sangat tenang dan damai.
Seperti apa kondisinya, Maya masih cantik. Dia benar benar cantik mampu menyihir siapa saja dan langsung bisa menyukainya.
Pantas saja Aldo mau menerima persahabatan dengan Maya. Orang Maya pintar, baik, terlebih cantik. Pasti cowok manapun juga mau menjalin hubungan dengan sang empu.
"May, "
"Hm? "Ngomong ngomong masalah cowok, Ari jadi kepikiran dengan saingannya. Siapa lagi kalau bukan Aldo?. Itu dia, Aldo. Ari akui dia takut kalau sewaktu waktu Aldo akan menyatakan cinta kepada Maya. Dari tampangnya saja Ari tahu kalau Aldo juga menyukai Maya.
Ari berpikir sejenak. Berusaha menetralkan degupan jantung yang berdetak lebih kencang, lalu membuang napas perlahan.
"Ri? "
" a iya kenapa? " tanya Ari gugup.Kali ini Maya yang menghela napas. "Udah ditungguin, kamu mau ngomong apa? "
Ayolah Ri, Maya itu cantik. Kalo nggak gercep lo pasti ngesel:(.
"Gu-gue.. "
"Gue suka sama lo. Argh sial. " tentu saja semua itu hanya sebuah batinan.
Ari belum siap membicarakan tentang perasaannya saat ini. Hampir berucap saja tiba-tiba nama Mona langsung masuk kedalam pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNBROKEN [END]√
Novela Juvenil'Orang baik tidak akan mengaku baik. Dan orang jahat, tidak akan mengaku jahat'. -MAYA FERELOITE Banyak cobaan yang aku jalani. Tanpa mengeluh, apa itu mengeluh? Aku tidak tahu. Jangan pernah merasa sendiri. Kamu nggak sendiri, dari sekian banyakny...