GOLDEN RATIO

314 43 0
                                    


UNBROKEN
.
.
.
.

Sesampainya dirumah, Maya langsung turun dari motor Ari dan melepas helmnya.

Riky mengedarkan pandangan sekitar. Sekarang dia tahu rumah Maya dimana.

Riky tersenyum miring ketika ide liciknya terlintas dipikiran. "Pasti Ari belum tahu rumah baru Maya. Kalau gitu ini kesempatan gue buat meras dia kalo nanyain rumah Maya. "

Maya menepuk bahu Riky, hingga berhasil membuyarkan lamunan sang empu.

"Ky? "
"Eh iya Maya calon Ari-"

Riky menutup mulutnya rapat rapat. Dia juga memukul dahinya sedikit keras karna kebodohannya dalam berbicara.

"Riky, Ari kan disekolah. Kamu mau mampir nggak? " tanya Maya sekali lagi.

Mendengar ucapan Maya, Riky baru menghela napas lega. Untung saja Maya adalah gadis polos yang tidak cepat paham dengan suatu hal.

"Nggak May. Makasih aja, gue langsung pulang aja deh ya. " sahut Riky sambil memakai helmnya.

Maya tersenyum lebar memberikan helmnya kepada Riky, "makasih ya,"

Riky juga tidak kalah tersenyum lebar menganggukkan kepala, ia menerima helm dari Maya, lalu kembali memberikannya kepada Maya.

"Bawa aja deh May. Gue nggak bisa bawa dua helm sekaligus. " ucap Riky memberikan helmnya.

Maya mengerutkan dahi, "ini kan punya Ari, terus gimana kalo dia nanyain? "

"Toh juga ini bakal jadi milik lo kok. " ucap Riky, menarik gas motor dan segera pergi.

***
Ditempat lain, Ari cs sudah berteriak heboh ketika menyambut kedatangan Riky yang melambaikan tangan.

Saat ini mereka tengah berada disalah satu coffe shop yaitu, Golden Ratio. Akhir akhir ini, mereka sering menghabiskan waktu nongkrong mereka disana.

Ari mengeluarkan black card-nya. Hal itu berhasil membuat Riky spontan lemas.

"Kenapa lo Lang kok lemes banget? " tanya Galang yang diangguki kepala oleh Vano.

"Lo semua senang senang disini tanpa adanya gue? " tanya Riky dramatis membuat nada bicaranya sok sedih.

Hal itu berhasil membuat Galang terkekeh dan mendapatkan jitakkan kepala dari Ari.

"Emang lo doang yang mata traktiran! " ucap Ari tersenyum miring.

Tidak lama kemudian, pelayan caffe datang. Membawakan kopi dan beberapa makanan ringan untuk Riky.

"Selamat menikmati, " ucap mba pelayan tersebut.

Mata Riky berbinar melihat nampan berisi makanan dan kopi didepannya. Dia langsung menatap Ari dan yang lainnya tidak percaya.

"Buat gue? " tanya Riky yang mendapatkan kekehan kecil dari semua orang.

"Bungkus Ky, buat bapak lu. " sahut Galang ngawur.

UNBROKEN [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang