'Percayalah. Besar atau kecilnya suatu kebohongan, pasti akan ada hari dimana hari itu menjadi hari terbongkarnya kebohongan.'_Fasya Pricillia_
*PART TERPENDEK*
UNBROKEN
.
.
.
.Dikoridor rumah sakit, Ari langsung menghentikan langkahnya yang akan masuk kedalam ruangan Fasya.
Didalam ruangan kosong yang tidak terpenghuni tepatnya ruangan kosong disamping ruangan Fasya, disana Ari dapat mendengar suara seseorang yang tengah menerima telepon.
Ari mengerutkan dahi bingung. Pasalnya suara itu sangat familiar. Tidak asing, dan sangat Ari kenal."Sumpah si ngena banget. " ucap seorang gadis yang menjadi pusat perhatian Ari.
"Duh lo mah kayak nggak tau kecerdasan gue aja. " balas gadis lain dari dalam telepon.
"Lo tau nggak? sekarang dia lagi sekarat. Tapi, mama tercintanya selamat. "
"Benarkah? Nggak papa deh. Pepet aja terus si Maya sampe mati. Masalah orang tua, biar gue yang urus belakangan. "
Mendengar nama Maya disebut, entah kenapa rasanya Ari seperti tidak memiliki kesabaran. Tatapannya menajam dan saat itu juga sang empu langsung mendobrak kasar pintu yang ditutup dengan mudah.
Seperti kesetanan, Ari langsung membuang ponsel seseorang yang masih terhubung dengan nomer lain.
Ari menatap layar ponsel yang masih menyala. Panggilan yang masih terhubung, dengan nama 'Gisel' didalamnya.
Selain itu Ari juga menarik kasar tubuh gadis didepannya, dan tepat menatap wajah sang empu Ari berhasil dibuat terkejut setengah mati.
"A-ari-" gugup Mona gelagapan ketakutan.
Ya, gadis itu adalah Mona. Dalang kedua yang berkerja sama dengan Gisel untuk menghancurkan Maya.
Ari merasa tertipu dengan sikap manis Mona selama ini? Jelas. Yang baca aja ketipu wle.
Mona bersikap manis? Tidak akan. Semuanya hanya sandiwara. Taktiknya sendiri untuk menjerumuskan lawan dan membuatnya lemah.
Membuat Ari membenci Maya, dan membuat Maya dibenci oleh banyak orang.
Contohnya Bianca. Masih ingat dengan Bianca yang marah dan menciptakan keributan dengan Maya? Ya itu juga salah satu rencana Mona untuk membuat orang lain membenci Maya.
Mona mengelabuhi Bianca dan memfitnah Maya kalau dialah yang sudah berusaha menyingkirkan Bianca dengan cara bersaing kepintaran.
Bianca pernah berpikir kalau selama ini Maya sudah berusaha menggantikan posisinya dikelas. Karena, hal sebelum adanya Maya, Bianca lah yang selalu menjadi kebanggan kelas dikaum hawa.
Tentu saja hal itu tidak dilewatkan sedikitpun oleh Mona untuk mencuci otak sang empu dengan cara menjelek jelekan Maya.
Kebusukan Mona yang lain adalah Alana. Hampir seperti Bianca yang Mona cuci otaknya, Mona juga mencuci otak Alana untuk membenci Maya.
Dengan mengatakan Maya sudah tahu tentang perasaan Alana kepada Aldo, namun Maya tetap kekeh untuk merebut Aldo dari Alana.
Dan masih banyak kebusukan Mona untuk menjatuhkan Maya. Dari hal terkecil sampai hal terbesar.
Pernah dua hari yang lalu juga Mona kembali melakukan aksi nekatnya untuk menyakiti Maya. Masuk kedalam ruangan Maya untuk memberhentikan semua alat rumah sakit yang membantu Maya bertahan hidup.
Namun kali itu dia gagal. Karena penjaga ruangan itu yang memergoki Mona.
Ari menatap Mona tidak percaya. Semuanya seperti mimpi. Orang yang sangat ia dahulukan, dan sangat Ari percayai kini telah menjadi penghianat terbesar.
Mona menipunya dengan caranya sendiri yang tidak diketahui Ari. Dan Ari? Sudah beberapa kejahatan Mona lancarkan aksinya namun baru kali ini dia sadar akan kejahatan sang empu.
"Puas lo? " Ari menatap Mona dengan rasa penuh kecewa, "puas lo udah nyakitin Maya selama ini?! "
Mona menundukkan kepala dalam dalam. Air matanya terurai membasahi pipi dengan tubuh yang bergetar hebat.
"A-ari aku bisa jelasin-"
"Cukup! Gue benci sama lo! Gue jijik sama lo! " bentak Ari semakin membuat Mona menangis pecah."Ini nggak seperti yang kamu pikirin Ri." seberani mungkin, Mona mengangkat wajahnya dan memperlihatkan air matanya.
"Mulai sekarang dan seterusnya, kita udah nggak ada lagi hubungan. Bukan sahabat, atupun teman. Gue kecewa sama lo! " sela Ari tidak mau mendengar penjelasan Mona.
Ari pergi dengan perasaan yang hancur. Hancur karena sahabatnya yang menjadi penyebabnya down. Mona, gadis itu sudah berhasil menyakiti seorang Ari dengan ucapan-ucapannya yang manis.
Mona merobohkan tubuhnya. Sampai kapanpun dia tidak akan rela ditinggalkan Ari. Mona menumpahkan semua air matanya disana. Air mata, yang keluarnya tidak mendapatkan simpatik dari semua orang.
Setelah Ari pergi sepenuhnya, saat itu tawa Mona berubah. Seperti orang gila, Mona tertawa lepas penuh kemenangan.
Sedih? Apa itu, dia tidak tahu. Kamu, iya kamu yang lagi baca. Kamu nggak sadar ya kalau Mona udah nipu kamu lagi.
Menyesal? Tidak, Mona tidak menyesal sedikitpun dengan apa yang sudah ia perbuat. Kesedihannya palsu. Air matanya juga palsu didepan seorang Ari.
Mona adalah orang yang berbakat dalam berakting. Dia tidak takut dengan Ari yang saat ini membencinya.
Maya saja bisa dengan mudah Mona taklukan, apalagi Ari. Hanya dengan beberapa kalimat Mona bisa menaklukan sang empu dengan sangat mudah.
Entah itu benar atau tidak. Mona selalu yakin kalau suatu hari dia akan kembali mendapatkan Ari.
Mona tidak gila. Dia sadar penuh dengan apa yang dia lakukan. Menyesal? Tidak! Hatinya sangat puas dengan perlakuannya.
Perlakuan yang berhasil memenangkan permainan dalam hidupnya.
Mona tidak peduli dengan Ari yang sudah pergi, entahlah bagi Mona semuanya tampak menyenangkan. Senang rasanya membuat musuh menderita karena ulahnya.
Lebih tepatnya, dia senang menjadi seorang penindas.
Jangan salahkan Mona. Sifat dan tindakan buruknya ini bukan murni dari dirinya. Masih ingat kan kalau Mona adalah korban bullyan?.
Bullyan yang Mona dapat itu jauh lebih parah dan menyakitkan jika dibandingkan dengan Maya.
"Perlakuan buruklah yang sudah mengubahku menjadi orang tidak tahu diri, tidak tahu malu, dan tidak tahu ampun. " -Mona Frianka.
Next part.
.
.
.
.Ig. uv.heart01
Part terakhir aku up besok ya kalo nggak lusa😂
Pecalungan, 6 April 2021.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNBROKEN [END]√
Teen Fiction'Orang baik tidak akan mengaku baik. Dan orang jahat, tidak akan mengaku jahat'. -MAYA FERELOITE Banyak cobaan yang aku jalani. Tanpa mengeluh, apa itu mengeluh? Aku tidak tahu. Jangan pernah merasa sendiri. Kamu nggak sendiri, dari sekian banyakny...