SORRY FOR MAYA

454 31 0
                                    

UNBROKEN
.
.
.
.

Fasya tersenyum samar melihat kedua orang tuanya yang ada disampingnya. Devano dan Devina menatap sendu anaknya yang terbaring lemas.

"Maafin mama sayang, " lirih Devina mencium punggung tangan Fasya yang terselang infus.

Begitu juga dengan Devano, ia langsung mencium dahi putrinya pelan, dan mengelus rambutnya.

"Ini takdir, bukan salah mama atau papa. " ucap Fasya tersenyum kecil.

Fasya mengedarkan pandangan sekitar. Mencari Ari, namun tidak menemukan sang empu.

Tiba-tiba, nama Maya langsung teringat. Diwaktunya yang terakhir, Fasya ingin membuka kedok seseorang yang sudah menjadi dalang didalam semua masalah Maya.

"Are you oke? " tanya Devina mendekat. Dengan senyumannya yang tidak pernah luntur, jelas saja Fasya langsung menganggukkan kepala.

Diruangan lain, kini Fatma sudah sadarkan diri. Dan saat itu juga, ia berhasil mendapati Raini yang tengah menatapnya sendu lalu mendekat.

"Tante, jangan banyak bergerak, " ucap Raini membantu Fatma membenarkan posisi duduk.

"Ma-maya, maya dimana? " tanya Fatma mengedarkan pandangan sekitar.

Apa yang harus Raini lakukan? Dia bingung harus berkata apa dan melakukan apa.

Haruskah dia memberitahu tentang pendonor ginjal Fatma? Atau haruskan dia memberitahu kalau Maya tengah berjuang sakit diruangan lain?.

"Nak, Maya dimana? " tanya Fatma sekali lagi yang langsung membuyarkan lamunan Raini.

Raini tersenyum kaku, "ma-maya.. "

"Maya kenapa?. Dan- dan siapa yang sudah mendonorkan ginjal untuk tante? "Tanya Fatma yang menyadari kondisinya mulai membaik.

Raini hanya menundukkan kepala. Matanya berkaca-kaca, dan lengannya disentuh pelan oleh Fatma.

"Raini, jawab tante siapa yang-"
"Maya tante. Maya yang udah menjadi pendonor ginjal buat tante. " sahut Raini dengan air mata yang sudah terjun bebas.

Mendengar sahutan Raini, saat itu juga Fatma berhasil dibuat melemas. Melemas sempurna mendengar nama Maya disebut.

Maya, Maya kah yang sudah menjadi pendonor ginjalnya? Maya kah yang sudah memberi kesempatan hidup untuk dirinya?. Maya? Maya yang selama ini dia siksa, kini menjadi malaikat tanpa sayap untuknya?.

Fatma menatap kosong arah ke depan. Matanya berkaca kaca, dan pikirannya dipenuhi satu nama. Yaitu, Maya.

***
Kedatangan Ari dan ketiga temannya langsung disambut dengan petugas rumah sakit yang tengah panik.

Berlarian, kacau dan semuanya berhasil mereka lihat dengan jelas.

Tepat saat Vanika melintas, saat itu juga Ari langsung menghentikannya.

"Dok, apa yang terjadi? Dimana Maya?" tanya Ari masih setia mengedarkan pandangan sekitar mencari Maya.

"Maya Fereloite. Kondisi pasien memburuk. Tubuhnya tidak mampu bertahan dengan hanya satu ginjal. Pasien segera membutuhkan pendonor ginjal yang baru atau.. " Vanika menggantungkan ucapannya.

Tentu saja hal itu semakin membuat Ari dan yang lain takut.

"Atau apa dok? " tanya Ari antusias.

Dengan berat hati, Vanika juga langsung menatap Ari antusias dan berkata, "atau dia akan kehilangan nyawa. "

Setelah mengatakan hal itu, Vanika kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Mencari arahan dari dokter bedah yang lain dan berharap segera menemukan pendonor ginjal yang baru untuk Maya.

UNBROKEN [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang